Reni Marlinawati, Politisi yang Peduli Pendidikan

Arsito Hidayatullah
Reni Marlinawati, Politisi yang Peduli Pendidikan
Anggota DPR RI, Reni Marlinawati. [Antara/Sigid Kurniawan]

Doktor Manajemen Pendidikan ini kerap bersuara soal masalah-masalah dunia pendidikan.

Suara.com - Bertugas di Komisi X yang banyak berisi sosok terkenal seperti mantan atlet maupun aktris/aktor, tidak membuat Reni Marlinawati kehilangan "kebintangan"-nya. Justru sebenarnya, politisi perempuan kelahiran Sukabumi, 10 Maret 1973, ini terbilang cocok berada di lingkup kerjanya.

Seperti diketahui, Komisi X adalah alat kelengkapan DPR RI yang berurusan dengan ruang lingkup pendidikan, olahraga dan sejarah. Berdasarkan Keputusan DPR RI Nomor: 16/DPR RI/II/2014-2015, pasangan kerja Komisi X antara lain adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan Nasional, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta Badan Ekonomi Kreatif.

Sebagaimana data yang bisa disimak di situs DPR RI, Reni yang bertitel doktor di bidang Manajemen Pendidikan yang diraihnya dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2006 lalu, tampaknya pas sekali berada di Komisi X. Pasalnya selain sekadar titel akademis, perempuan yang juga bertitel Sarjana Agama, ini pun punya pengalaman sebagai tenaga pengajar alias dosen.

Namun lebih dari itu, adalah perhatian besar dan kepedulian yang membuat Reni lebih cocok lagi berada di lingkup tugasnya. Berbagai aktivitas kunjungan kerja, terutama sekali ke wilayah-wilayah di daerah pemilihannya yang termasuk juga Sukabumi, bisa menjadi bukti untuk itu. Sementara, sejumlah pandangan maupun pernyataan Reni yang sudah dimuat di berbagai media massa, terutama terkait pendidikan dan nasib anak-anak atau generasi muda, juga menunjukkan concern-nya yang besar.

Sekadar latar belakang, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang di kepengurusan terbaru menjabat sebagai Wakil Ketua DPP, ini adalah juga seorang aktivis sedari mudanya. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu organisasi yang menaungi aktivitas Reni sejak awal, selain kemudian juga ada KAHMI, Parmusi, juga ICMI, HKTI dan lain-lain.

Bicara Hak Anak Juga Bicara Pendidikan
Belum lama ini, ketika masyarakat dan sejumlah tokoh di Tanah Air marak menyoroti masalah keberadaan ormas Gafatar dan segala ekses atau pengaruhnya, Reni pun tak ketinggalan bersuara. Yang menarik dalam hal ini, Reni tidak hanya melihat sisi masalah tersebut pada keberadaan ormasnya, namun menyorot lebih dalam kepada nasib anak-anak di lingkungan tersebut.

Sebagaimana antara lain dikutip Antara, Reni pada intinya mengemukakan perlunya penanganan khusus secara persuasif terhadap ibu dan anak-anak yang terlibat atau bergabung dalam Gafatar. Hal itu menurutnya karena tidak sedikit ibu dan anak yang juga tergabung di dalam ormas tersebut.

"Saya menyarankan agar ada penanganan khusus secara persuasif terhadap ibu dan anak. Harus dipertimbangkan sisi psikologis si ibu dan anak," tuturnya dalam satu kesempatan saat itu.

Apalagi, menurut Reni, bila ibu yang terlibat gerakan itu masih dalam masa menyusui bayinya. Maka dalam hal ini menurutnya, harus diperhatikan betul soal aspek psikologis, agar tidak mengganggu hak anak dalam memperoleh air susu ibu (ASI).

Sedangkan untuk anak-anak yang sudah di usia sekolah atau menjalani jenjang pendidikan, Reni pun menekankan tidak kalah pentingnya diberikan perhatian khusus.

"Tidak sedikit anak-anak usia sekolah yang orangtuanya bergabung dalam ormas Gafatar, turut terganggu hak pendidikannya. Saya meminta pemerintah untuk memperhatikan hak anak-anak dalam hal pendidikan. Anak-anak dalam keadaan apa pun harus mendapat hak pendidikan," katanya.

Itu hanya sebagian di antara bentuk perhatian Reni sebagai salah seorang anggota dewan, terkait masalah pendidikan. Di berbagai kesempatan lainnya, mulai dari hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, ujian nasional, masa orientasi siswa, hingga adopsi anak (terkait kasus Angeline misalnya), legislator perempuan ini pun tak ketinggalan bersuara.

Bahkan melalui akun media sosialnya pun, Reni tak lupa turut menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan pendidikan maupun anak-anak secara umum. Salah satunya adalah dengan mengingatkan betapa pentingnya landasan pendidikan agama bagi anak-anak yang dimulai dari rumah.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI