Terminal 3 Ultimate Belum Layak Digunakan

Dythia Novianty
Terminal 3 Ultimate Belum Layak Digunakan
Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono. [DPR]

Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno Hatta, ternyata belum layak digunakan.

Suara.com - Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno Hatta yang kini sudah dioperasikan, ternyata belum layak digunakan. Banyak fasilitas dan akses penumpang belum dibenahi. Padahal, ini adalah sarana transportasi yang membawa begitu banyak nyawa penumpang pesawat.

Demikian penilaian Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono saat mengikuti kunjungan on the spot ke Terminal 3 Ultimate, Kamis (25/8).

“Untuk keselamatan dan keamanan publik jangan dibuat coba-coba. Ini masalah transportasi yang membawa keselamatan penumpang. Jadi tidak boleh dibuat kelinci percobaan. Apalagi, yang dibuat kelinci percobaan pesawat Garuda. Ini sangat berbahaya jika Garuda jadi uji coba,” ucapnya.

Menurut politisi Gerindra itu, Angkasa Pura II yang mengoperasikan terminal 3 harus melakukan simulasi dan sosialisasi terlebih dahulu secara masif sebelum dibuka untuk publik. Simulasinya pun harus melibatkan banyak pihak, termasuk otoritas airline dan masyarakat penumpang sendiri.

“Sekarang simulasi belum dilakukan langsung diuji coba dengan soft launching,” ungkap Bambang, seraya menambahkan, untuk sarana transportasi publik tidak boleh coba-coba. Keselamatan transportasi mutlak harus perfect. Apalagi, terminal ini mengusung nama ultimate yang berarti terbaik dari yang baik dan paling top dari yang top.

Bila dibandingkan dengan bandara di Denpasar saja, terminal 3 ini masih kalah nyaman. Ketidaknyamanan itu, misalnya, toilet yang terlalu jauh dan kecil, arah akses masih berbelit-belit tanpa petunjuk yang jelas, dan suara pengumuman yang juga terlalu kecil.

“Namanya terminal ultimate, mestinya mendapat peringkat layanan platinum. Tapi, pelayanan di sini masih silver atau perak. Kalau kita bandingkan, bandara di Denpasar masih jauh lebih bagus.

Perlu segera pembenahan. Bandara Changi di Singapura saja butuh satu tahun simulasi sebelum dibuka untuk publik,” tegas Bambang.

Bila ingin menggelar soft launching, sambung politisi dari Dapil Jatim I ini, harus betul-betul sempurna semua layanan dan fasilitasnya. Ini bukan launching sebuah hotel atau pabrik,
melainkan sarana transportasi publik. Bila tidak sempurna sebelum di-launching, bisa berakibat fatal, karena menyangkut nyawa para penumpang pesawat.

Saat berada di Terminal 3, Bambang juga menyempatkan diri bertanya pada beberapa penumpang yang sedang duduk-duduk di ruang tunggu. Umumnya, masyarakat penumpang mengeluhkan toilet yang jauh, mushala juga jauh, akses jalan masih berputar-putar, petunjuk arah tidak jelas, harga barang-barang sangat mahal, dan tidak ada konektivitas ke terminal internasional. Bahkan, para penumpang, kutip Bambang, minta agar terminal ini ditutup dulu sebelum rampung semua pembangunannya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI