Pencemaran Sungai Citarum Perlu Ditangani Serius

Arsito Hidayatullah | Dian Rosmala
Pencemaran Sungai Citarum Perlu Ditangani Serius
Limbah di Sungai Citarum. [Antara]

Dinilai perlu adanya semacam musyawarah nasional, serta penegakan hukum yang tegas.

Suara.com - Peran Sungai Citarum cukup besar bagi denyut perekonomian nasional. Hanya saja, saat ini kondisi sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut tengah mengalami krisis akibat tercemar oleh berbagai limbah, termasuk limbah kimia beracun dari industri.

Kendati kerap menjadi sorotan, kondisi Sungai Citarum tak juga membaik. Akibat krisis yang dialami itu, kini Citarum menyandang predikat sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia.

Sehubungan dengan itu, anggota Komisi IV DPR, Yadi Srimulyadi, menyatakan bahwa pencemaran Sungai Citarum akan berdampak serius, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Sungai Citarum merupakan bagian dari peradaban nasional yang menyangkut hajat hidup orang banyak di dalamnya. Oleh karena itu, dampak pencemaran Citarum menjadi sangat serius karena selain menyebabkan banjir, juga menjadi polusi yang berbahaya bagi kesehatan," ucap Yadi.

Menurutnya, pemanfaatan Sungai Citarum dari hulu hingga hilir sangat bervariasi, mulai dari memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi, pertanian, peternakan, hingga industri. Sungai Citarum sendiri diketahui mengaliri 12 wilayah administrasi kabupaten/kota.

Citarum juga menyuplai air untuk kebutuhan penghidupan 28 juta masyarakat. Sungai ini merupakan sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Bandung.

Dengan panjang sekitar 269 km, Citarum juga mengaliri areal irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar. Tak hanya itu, peran strategis Citarum juga terkait dengan suplai air untuk Waduk Jatiluhur, Saguling dan Cirata, untuk kebutuhan listrik Pulau Jawa, Madura dan Bali.

"Saat ini terdapat sekitar 500 pabrik terdapat di daerah hulu Citarum, dan hanya sekitar 20 persen saja yang melakukan pengelolaan limbah. Pabrik di luar itu membuang limbah langsung ke Sungai Citarum dan anak sungainya, tanpa pengawasan pihak berwenang. Tak heran bila Sungai Citarum terpapar polusi limbah pabrik," tegas politisi F-PDIP tersebut.

Yadi menilai, problema Citarum sangat kompleks. Selain polusi, luapan Citarum sering menimbulkan banjir yang cukup parah di wilayah Bandung Selatan. Sementara penanganan yang dilakukan tidak konsisten dan menyentuh akar persoalan. Yadi mengatakan bahwa untuk menyelesaikan masalah Citarum, perlu ada semacam sharing yang melibatkan semua pihak yang memiliki kepentingan dengan sungai ini.

"Saya pikir perlu ada semacam musyawarah nasional yang melibatkan semua pihak, khususnya yang memiliki keterkaitan dengan Citarum. Dari musyawarah ini, kita akan mencari jalan keluar masalah Citarum dari hulu sampai hilir," ujarnya.

Di samping melakukan pendekatan kultural, lanjut Yadi, pemerintah juga harus bertindak tegas kepada siapa pun yang melanggar ketentuan yang berkaitan dengan Citarum.

"Persoalan Citarum adalah persoalan bangsa. Ada jutaan rakyat yang hidup dari aliran Sungai Citarum tersebut. Oleh sebab itu, mutlak perlu adanya penegakan hukum. Kalau ada pihak-pihak yang melanggar peraturan, harus ditindak tegas. Jika tidak disertai dengan penegakan hukum yang kuat, maka akan sulit mengawal penyelesaian Citarum," pungkasnya. [DPR]


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI