Komisi X Prihatin Minimnya Anggaran PPLP dan PPLM

Fabiola Febrinastri
Komisi X Prihatin Minimnya Anggaran PPLP dan PPLM
Komisi X DPR RI kunjungan ke Sulawesi Selatan. (dok: DPR)

DPR meninjau konsep olahraga unggulan daerah.

Suara.com - Politisi  Partai Gerinda, Nuroji, memimpin kunjungan kerja spesifik (kunspek) Komisi X DPR ke Provinsi Sulawesi Selatan, dengan didampingi 17 anggota dewan. Mereka  menyambangi kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulsel, di GOR Sudiang, sekaligus meninjau Asrama Atlet, Jumat (25/11/2016).

Pelaksana tugas (Plt) Dispora Sulsel, Muhlis, yang menerima kunjungan Tim Kunspek  Komisi X DPR mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka meninjau terkait konsep olahraga unggulan daerah yang dikembangkan oleh Dispora Sulsel. Selain itu, tim juga melihat proses pembibitan atlet di Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP), SMANKO, PPAPD, dan Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM).

Nuroji mengatakan,  kunjungan ini untuk melihat konsep pendidikan keolahragaan di PPLP dan (PPLM), serta mendengar masalah-masalah dalam lingkup Dispora.

"PPLP dan PPLM adalah salah satu strategi pengembangan olahraga yang dilakukan Kemenpora melalui pembibitan. Kita melakukan peninjauan langsung di lapangan, bagaimana pelaksanaan pembibitan olahraga ini, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi," jelasnya.

Pihaknya telah melihat fakta di lapangan mengenai keberadaan Asrama Atlet Provinsi Sulsel yang ditunjang oleh sarana olahraga dan asrama reprentatif, tetapi tidak terawat dengan baik. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini  terkait anggaran yang minim, sehingga tidak sesuai dengan tujuan, fungsi serta target yang ingin dicapai.

Menurut Muhlis, jumlah mahasiswa PPLM Sulsel sebanyak 15 orang, dimana 2 orang mendapat beasiswa, namun sisanya, 13 orang tidak mendapatkan beasiswa.  Sementara alokasi anggaran untuk PPLM sejak tahun 2015 dihentikan, sehingga kondisi mahasiswanya saat ini hanya latihan semampunya tanpa ada bantuan anggaran.

PPLM di Sulsel telah ada sejak 2010 dan telah memiliki asrama yang dibangun oleh Kemenpora RI sebanyak 20 kamar. Namun kondisi asrama tersebut kurang terawat dan banyak kamar yang tidak terisi dan dimanfaatkan, karena jumlah peserta PPLM hanya 15 orang.

Nuroji mengakui adanya kendala pada anggaran, yaitu Rp 105 miliar untuk tiga provinsi. Untuk pembinaan PPLP dan PPLM, hal itu jauh dari kebutuhan. Kalau diharapkan atlet baik yang muncul dari lembaga ini, paling tidak anggarannya harus 10 kali lipat dari sekarang. " Itu data yang kita dapatkan," katanya.

“Komisi X DPR RI akan memperjuangkan bantuan pendanaan dari pemerintah pusat melalui APBN untuk pengembangan pelaksanaan kegiatan PPLP dan PPLM, khususnya terkait dengan pengembangan olaraga unggulan dan pembinaannya” kata Narodji.

Apalagi berdasarkan informasi, SKO cukup berhasil mencetak atlet-atlet potensial dan bisa berprestasi di tingkat nasional dan internasional. "Ini merupakan hal yang luar biasa dan perlu dikembangkan di semua daerah," jelasnya.

Anggota Tim Kunspek, Dadang Rusdiana mengatakan, kelangsungan operasional sekolah yang didirikan Pemerintah Provinsi Sulsel hanya mengandalkan bantuan dari APBD. Ke depan, lanjutnya, sekolah olahraga di Sulsel layak untuk mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintahan pusat.

"Kedatangan kami ini untuk kunjungan kerja ke daerah-daerah. Sebagai komisi yang bergerak di bidang pendidikan dan olahraga, kami memilih kunjungan ke Sulawesi Selatan karena daerah ini punya sekolah khusus yang memproduksi atlet. Ini sangat luar biasa," kata politisi Hanura ini lagi.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI