E-Power, Teknologi Mobil Listrik Nissan untuk Indonesia

Sebagai gantinya, baterai ion-lithium diisi tenaganya oleh mesin bensin kecil plus generator.

Selasa, 15 Agustus 2017 | 21:19 WIB
E-Power, Teknologi Mobil Listrik Nissan untuk Indonesia
Teknologi mobil listrik e-Power milik Nissan dipamerkan dalam GIIAS 2017 di Serpong, Banten, Selasa (15/8). [Suara.com/Insan Akbar Krisnamusi]

Suara.com - Sambil menanti detail insentif pajak dari pemerintah untuk mobil ramah lingkungan dalam regulasi low carbon emission vehicle (LCEV), Nissan membeberkan teknologi mobil listrik yang mereka siapkan untuk Indonesia. Teknologi tersebut bernama 'e-Power'.

Teknologi ini dipresentasikan Nissan di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, Selasa (15/8/2017) di Indonesia Convention Exhibition, Serpong, Tangerang. GIIAS 2017 sendiri berlangsung mulai 10-20 Agustus mendatang.

Teknologi e-Power tergolong unik. Sistem penggeraknya sama seperti mobil listrik lain yaitu motor listrik yang mendapat suplai tenaga dari baterai ion-lithium.

Meski begitu, teknologi e-Power tidak memerlukan infrastruktur stasiun pengisian daya listrik seperti mobil listrik lain pada umumnya. Sebagai gantinya, baterai ion-lithium diisi tenaganya oleh mesin bensin kecil plus generator.

Berbeda dengan mobil konvensional ataupun hibrida, mesin bensin pada teknologi e-Power tidak menjadi bagian dari sistem penggerak. Mesin ini hanya berfungsi sebagai sumber tenaga baterai dan baru aktif bekerja ketika mendeteksi daya baterai perlu diisi kembali.

"Nissan e-Power hanya menggunakan motor listrik dengan output tinggi, tidak menggunakan mesin bensin untuk menggerakkan roda mobil. Pengemudi bisa menikmati ketenangan, torsi instan, dan kelancaran performa sebuah kendaraan listrik tanpa harus khawatir dengan pengisian baterai," kata Presiden Direktur PT. Nissan Motor Indonesia (NMI), Eiichi Koito.

"Sistem (e-Power) beroperasi dengan sangat tenang, seperti kendaraan listrik sepenuhnya. e-Power tidak terlalu bergantung pada mesin sehingga efisiensi bahan bakarnya sebanding dengan teknologi hibrida konvensional, terutama saat berkeliling kota," lanjut General Manager R&D NMI, Masayuki Ohsugi.

Model Nissan di luar negeri yang menggunakan teknologi itu ialah Note.

General Manager Perencanaan Produk dan Strategi Pemasaran NMI, Budi Nur Mukmin, saat dihubungi Suara.com setelahnya, mengakui bahwa e-Power telah disiapkan Nissan untuk Indonesia. Teknologi tersebut ia anggap sesuai kebutuhan konsumen di negara ini sehingga lebih diprioritaskan daripada teknologi hibrida yang sebenarnya juga dimiliki Nissan.

"Kami menyiapkan e-Power untuk sebagai jawaban teknologi yang ramah lingkungan untuk pasar indonesia," ujar Budi via pesan Whatsapp.

Ia mengungkapkan, Nissan masih perlu menunggu detail regulasi LCEV, terutama soal definisi mobil-mobil ramah lingkungan dalam peraturan itu yang mendapatkan insentif pajak. Jika semua kondisi memungkinkan, e-Power pasti hadir di Indonesia.

"Setelah definisinya jelas, kami bisa memastikan produknya apa. Sekarang ini kita sedang memperkenalkan teknologi e-Power agar masyarakat dan pemerintah tahu kelebihannya," tutup Budi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

OTOMOTIF

TERKINI