Pilkada Jatim, Ini Tiga Pilihan Sikap Politik PDIP

PDIP akan mengusung kader sendiri maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur.

Minggu, 11 Juni 2017 | 19:40 WIB
Pilkada Jatim, Ini Tiga Pilihan Sikap Politik PDIP
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, usai lakukan kunjungan ke DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2017). [Suara.com/Dian Rosmala]

Suara.com - PDI Perjuangan memiliki 3 pilihan politik dalam menghadapi Pilkada Jawa Timur 2018 mendatang.

Tiga pilihan itu untuk menentukan sikap siapa yang akan diusung PDI Perjuangan sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim nanti.

"PDIP ada tiga opsi, yang pertama mengusung Gus Ipul dikombinasikan dengan kader kami. Kedua Gus Ipul dengan kepada daerah yang berprestasi. Kepala-kepala daerah berprestasi jika rakyat menghendaki tentu saja dapat naik ke atas (calon Gubernur)," kata Hasto dalam diskusi yang digelar Poltracking bertema 'Menakar Kandidat Potensial Pilkada Jawa Timur 2018' di hotel Morrissey, Jakarta Pusat, Minggu (11/6/2017).

Opsi ketiga, PDIP akan mengusung kader sendiri maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur. Salah satu kader PDIP yang digadang-gadang sebagai kandidat Gubernur Jatim adalah Tri Rismaharini yang kini menjabat Wali Kota Surabaya.

‎"Opsi ketiga kami mendorong kader sendiri untuk maju sebagai calon gubernur. Tentu saja kader-kader yang punya kinerja baik," terang dia.

‎Kendati begitu, menurut Hasto peta politik jelang Pilkada Jatim relatif cair. Namun ia tak memungkiri kandidat terkuat saat ini adalah Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf‎, pasalnya yang bersangkutan dua periode mendampingi Soekarwo memimpin pemerintahan provinsi Jatim.

‎"Gus Ipul sebagai Wagub dua periode maju calon gubernur itu wajar. Apalagi Pak De Karwo (Gubernur Jatim) mulai mendorong Gus Ipul. Kemudian ada Ibu Risma punya obsesi untuk membangun Kota Surabaya, tapi kembali lagi semua yang berkuasa suara rakyat.‎ Lalu ada Khofifah dan juga Pak Azwar Anas yang dikenal sengat kreatif, ini menarik," tutur dia.

Dia menambahkan, Jawa Timur mayoritas kaum Nahdliyin dengan organisasi NU yang sangat berperan penting dalam tatanan kehidupan sosial masyarakatnya. Maka dari itu, Hasto menyatakan besar kemungkinan akan berkoalisi dengan PKB yang notabene partai berbasis NU.

"Tentu PDIP akan mendengarkan ‎suara keluarga Nahdliyin ini. Demikian dengan PKB, kami dekat dari kesejarahan yang tak lepas dari peran Ibu Mega dan Gusdur yang bareng-bareng untuk merubah bangsa dari rizim otoriter orde baru.‎ Kesejarahan ini mendorong kami di Jawa Timur lebih dekat dan nyaman (berkoalisi) dengan PKB," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI