Agar Mesin Mobil Tak Mudah Panas di Tanjakan Saat Mudik

Teknik berbeda pada mobil bertransmisi manual dan otomatis.

Minggu, 25 Juni 2017 | 06:09 WIB
Agar Mesin Mobil Tak Mudah Panas di Tanjakan Saat Mudik
Kemacetan di jalur Jalan Raya Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/6) malam. [Antara/Fahrul Jayadiputra]

Suara.com - Jalan menanjak dan macet, dua perpaduan yang sering membuat mobil overheat atau kepanasan saat mudik. Bagi mobil transmisi otomatis, overheat di momen seperti itu bisa berkaitan dengan teknik mengemudi yang salah, sementara untuk mobil transmisi manual, kemungkinan besar kondisi mesin penyebabnya.

Head of Field PC Quality Support Section PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Irwansyah Siregar, mengingatkan, mobil-mobil bertransmisi otomatis harus memperhatikan cara mengemudi saat melalui tanjakan yang macet. Jika mobil ditahan di posisi transmisi 'D', adalah hal yang wajar kalau mobil kemudian menjadi overheat.

"Hal itu berpotensi meningkatkan temperatur oli transmisi otomatisnya," ucap dia saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.

Pasalnya, saat dipasang di 'D', transmisi otomatis sesungguhnya sedang dalam kondisi bekerja yang konstan meski mobil tak berjalan.

Seharusnya, lanjut Irwan, pengemudi langsung mengalihkan posisi tuas transmisi otomatis ke posisi 'P' kalau macet di tanjakan terjadi dalam waktu yang lama. Bisa juga menaruhnya di posisi 'N' lalu memasang rem tangan.

Lantas, bagaimana jika overheat di tanjakan menimpa mobil bertransmisi manual?

Menurut Irwan, kondisi sistem pendinginan pada mesin lah yang perlu disorot. Ia menjelaskan bahwa cara mengemudi yang memasukkan transmisi ke gigi satu lalu menahan kopling tak ada kaitannya dengan overheat, tapi lebih memperpendek umur kopling.

"Macet saat mudik, kan, bukan pemakaian normal. Bahkan sangat tak normal. Mungkin itu cuma terjadi di Indonesia. Di saat itulah benar-benar kondisi mesin diuji luar biasa," ujarnya.

Permasalahan overheat pada kendaraan transmisi manual terjadi karena kerusakan pada komponen-komponen seperti radiator, kipas, cairan pendingin, atau termostat. Lima komponen ini makin berpotensi bermasalah seiring dengan menuanya umur kendaraan.

"Harusnya perawatan itu rutin ganti cairan pendingin tiap 40.000km dengan cara dikuras supaya mengurangi tingkat korosif komponen-komponen yang dilaluinya. Disarankan juga pakai coolant, bukan air biasa karena coolant anti-korosif," saran Irwan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

OTOMOTIF

TERKINI