Mandiri Group Terbitkan Kontrak Investasi untuk Infrastruktur

Indonesia perlu menginvestasikan USD 1.231 miliar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur.

Rabu, 10 Oktober 2018 | 16:47 WIB
Mandiri Group Terbitkan Kontrak Investasi untuk Infrastruktur
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika. (Dok: Bank Mandiri)

Suara.com - Bank Mandiri Group terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui pembiayaan inovatif di pasar modal. Kali ini, Bank Mandiri bersama perusahaan anak Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi berkerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA).

Produk investasi yang pertama kali diluncurkan tersebut, rencananya akan menyasar investor lokal dan global.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan perusahaan di bidang infrastruktur untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur.

Sebelumnya, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas telah membantu Jasa Marga menerbitkan obligasi Rupiah di pasar modal internasional, Komodo bonds senilai Rp 4 triliun pada akhir tahun lalu, serta Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) untuk membiayai pengembangan jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

"Inisiatif ini juga akan membantu pendalaman pasar keuangan domestik melalui penambahan produk investasi berbasis proyek infrastruktur," kata Kartika di sela-sela IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018, di Bali, Rabu (10/10/2018).

KIK-DINFRA akan memperoleh pernyataan efektif dari OJK paling lambat pada Kamis, 11 Oktober 2018, dan akan segera diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp 1,5 triliun. Adapun pengumpulan dana melalui RDPT yang mencapai Rp 3 triliun akan memberikan tambahan belanja modal kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Kartika menambahkan, langkah ini merupakan implementasi komitmen Bank Mandiri Group untuk mendukung perusahaan-perusahaan di bidang infrastruktur untuk memenuhi aspirasi pemerintah untuk mengakselerasi pemenuhan infrastruktur di Indonesia.

Saat ini, Indonesia perlu menginvestasikan USD 1.231 miliar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur, agar mampu menopang pertumbuhan di kisaran 5,5 persen. Alokasi belanja negara untuk infrastruktur juga terus meningkat secara signifikan dari Rp 86 triliun pada 2010, menjadi lebih dari Rp 400 triliun pada APBN 2018.

Sedangkan dukungan perbankan ke proyek infrastruktur juga meningkat tajam dengan kualitas yang terjaga baik. Jika pada 2010, pembiayaan perbankan baru Rp 121 triliun, maka nilai tersebut tumbuh hampir 18 persen per tahun hingga Rp 378 triliun, pada akhir tahun lalu.

Bank Mandiri sendiri, sebagai perbankan nasional telah menyalurkan pembiayaan langsung yang signifikan ke sektor infrastruktur hingga mencapai hampir 24 persen dari total portofolio kredit perseroan. Pada akhir Semester I-2018, nilainya mencapai Rp 165,8 triliun, dari total komitmen Rp 255,3 triliun, yang sudah diberikan ke proyek-proyek infrastruktur. Penyaluran itu naik 23 persen secara yoy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI