DPR Dorong Distribusi Vaksin Covid-19 Secara Proporsional

Fabiola Febrinastri
DPR Dorong Distribusi Vaksin Covid-19 Secara Proporsional
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera. (Dok : DPR)

Setiap orang berhak untuk hidup sehat dan mendapatkan kesempatan yang adil.

Suara.com - Pandemi Covid-19 telah bertransformasi, bukan hanya masalah kesehatan, namun menjadi masalah ekonomi, sosial, politik, serta keamanan yang merupakan masalah global. Banyak negara berlomba-lomba melakukan penelitian guna memproduksi vaksin Covid-19. Parlemen harus ambil peran agar kelak distribusi vaksin Covid-19 bisa merata dan proporsional.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera usai mengikuti Webinar dengan tema “The Role of Parliamentarians in Addressing the Challenges of COVID-19 through Implementation of Existing International Biosecurity and Biosafety Frameworks” yang diadakan oleh Parliamentarians for Global Action (PGA) yang berbasis di New York, Amerika Serikat, baru-baru ini.

Mardani mengungkapkan, setiap orang berhak untuk hidup sehat dan mendapatkan kesempatan yang adil dan setara terhadap akses vaksin Covid-19. Parlemen memiliki tanggungjawab untuk memastikan tidak ada gap dalam terdistribusinya vaksin Covid-19 bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga menekankan bahwa dalam situasi krisis seperti saat ini, solidaritas global harus tetap diupayakan untuk penanganan pandemi, sehingga tidak ada kesenjangan antarnegara terhadap vaksin Covid - 19.

Baca Juga: Disorot DPR, Kejagung Ogah Ungkap Sosok Cleaning Service Kasus Kebakaran

“Dalam situasi krisis seperti saat ini, solidaritas global harus tetap diupayakan, utamanya dalam menjamin keamanan dan perdamaian dunia,” tegas Mardani.

Di samping itu, Mardani menambahkan perlu juga dibuat standar protokol kesehatan Covid-19 yang diakui dan diterima secara internasional.

“Karena memang dalam pandemi sekarang ini standar protokol yang secara internationally accepted menjadi perlu. Misalnya gini, Amerika punya protokolnya sendiri, Eropa punya protokol sendiri, Asia punya protokol sendiri, makanya nggak connect. Menghapus Covid-19 pun jadi berat,” pungkas Mardani.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI