Puan Maharani: 70 Persen Healthcare pada Penanganan Covid-19 Adalah Perempuan

M Nurhadi
Puan Maharani: 70 Persen Healthcare pada Penanganan Covid-19 Adalah Perempuan
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani dalam keterangan tertulis ke Parlementaria. Foto:Dok/rni

"Perempuan yang memegang otoritas atau kekuasaan berperan penting dalam menavigasi pada waktu yang sulit selama pandemi, ungkap Puan

Suara.com - Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani membahas soal peran perempuan dalam masa pandemi Covid-19 dan pasca-pandemi yang dapat menuju kesetaraan gender, pada kunjungan ke United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Headquarters di Madrid, Spanyol. Ia menyampaikan perempuan punya peranan besar dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Sebanyak 70 persen dari healthcare adalah perempuan. Mereka terus berada di garda depan dalam perjuangan melawan virus Covid-19. Perempuan yang memegang otoritas atau kekuasaan berperan penting dalam menavigasi pada waktu yang sulit selama pandemi,” ungkap Puan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Sabtu, (27/11/2021).

“Oleh karenanya terdapat keperluan untuk mendorong perempuan untuk diwakili lebih baik dalam lembaga public dan private,” sambung Puan, dalam kunjungan ke UNWTO di sela-sela menghadiri Inter Parliamentary Union (IPU) General Assembly ke-143 di Madrid, Spanyol tersebut.

Puan menambahkan, kesetaraan gender di parlemen juga merupakan langkah penting dalam kehidupan bermasyarakat di masa post pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pimpin General Debate IPU, Puan Maharani Bicara Soal Pemerataan Vaksin

Mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu mengatakan, perlunya mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan karena hal tersebut juga akan mendorong pemulihan ekonomi yang adil.

“Diperlukan pula skema perlindungan sosial berbasis kesetaraan gender. Saat ini 60 persen perempuan di seluruh dunia tidak dicakupi oleh perlindungan sosial,” sebut politisi PDI-Perjuangan itu.

UNWTO dan DPR RI sepakat bahwa perlindungan sosial harus diubah untuk lebih mendukung perempuan, terutama saat krisis. Lebih lanjut, Puan menyinggung soal isu kekerasan terhadap perempuan dan anak yang juga perlu mendapat perhatian.

“Parlemen perlu mendorong dan memperkuat upaya menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kebijakan untuk mengatasi akar permasalahan adalah melalui pemberdayaan anak dan perempuan dengan akses yang setara terhadap pendidikan,” tuturnya.

Tak kalah penting, isu transformasi ekonomi dan masyarakat melalui perspektif gender pun ikut dibahas Puan. Menurutnya, pandemi Covid-19 telah membuka kesempatan untuk transformasi tersebut.

Baca Juga: Apa Sumbangsih Mahasiswa Farmasi di Tengah Pandemi Covid-19?

“Pimpinan Parlemen Perempuan sangat antusias untuk memimpin perubahan tersebut. Ini merupakan tugas Parlemen di seluruh negara dan semua gender untuk memimpin transformasi sistem global kita, untuk memastikan alokasi lebih adil terhadap sumber daya di satu negara dan kesempatan lebih adil di masa depan,” pungkas Puan. 


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI