Korea Ciptakan Alat Tes Virus Corona, Satu Menit Langsung Keluar Hasilnya!

Ilmuwan Korea Selatan kembangkan alat tes virus corona dengan arus listrik yang mampu menampilkan hasil dalam satu menit.

Jum'at, 29 Mei 2020 | 18:50 WIB
Korea Ciptakan Alat Tes Virus Corona, Satu Menit Langsung Keluar Hasilnya!
virus corona korea selatan (shutterstock)

Suara.com - Sebuah tim peneliti di Korea Selatan telah berhasil membuat biosensor berbasis transistor yang menjanjikan untuk mendeteksi SARS-CoV-2 dalam waktu kurang lebih satu menit.

Dilansir dari Science News, sebagian besar tes diagnostik untuk SARS-CoV-2 mengandalkan teknik RT-PCR yang memperkuat RNA virus dari apusan pasien sehingga sejumlah kecil virus dapat dideteksi.

Namun, metode tersebut membutuhkan setidaknya 3 jam, termasuk langkah untuk menyiapkan RNA virus untuk dianalisis.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Edmond Changkyun Park dan Dr. Seung Il Kim dari Korea Basic Science Institute, Korea Research Institute of Chemical Technology dan University of Science & Technology mengembangkan tes diagnostik yang lebih cepat, yakni Covid-19 FET.

Alat mereka disebut dapat menganalisis sampel pasien langsung dari tabung penyangga berisi penyeka, tanpa langkah persiapan sampel.

Para ilmuwan mendasarkan pengujian mereka pada transistor efek medan (FET), dengan selembar graphene dengan konduktivitas elektronik yang tinggi. Mereka menempelkan antibodi terhadap protein spike SARS-CoV-2 pada graphene.

Dilansir dari The Conversation, graphen merupakan konduktor berbentuk lembaran yang tersusun dari karbon.

Daru Seto Bagus Anugrah, dosen biotechnology Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang tidak terkait dengan penelitian mengatakan, bahwa Covid-19 FET bekerja dengan mendeteksi virus corona baru melalui perubahan arus listrik.

Corona Covid di Korea Selatan. (Shutterstock)
Corona Covid di Korea Selatan. (Shutterstock)

"Ketika mereka memberikan sampel protein spike murni, atau hasil pengembangbiakan virus SARS-CoV-2 ke sensor, atau sampel swab lendir dari pasien Covid-19 maka terjadi ikatan dengan antibodi pada sensor yang menyebabkan arus listrik yang mengalir lebih besar," tulis Anugrah pada The Conversation.

"Perubahan arus inilah yang dijadikan para peneliti sebagai indikator keberadaan virus SARS-CoV-2. Kemudian mereka menguji teknik swab nasofaring yang dikumpulkan dari pasien dengan Covid-19 atau kontrol yang sehat. Hasilnya, sensor dapat membedakan antara sampel dari pasien yang sakit dan sehat," tambahnya.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

HEALTH

TERKINI