Suara.com - Badai pasir yang mewarnai pemulangan jemaah haji kloter SUB 32 di Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Arab Saudi, Minggu (7/8/2022), datang tiba-tiba. Situasi saat itu sangat menegangkan.
Berawal ketika bus pertama menurunkan setengah jemaah haji yang dijadwalkan diarahkan menuju ke Paviliun 5. Namun, hanya dalam hitungan detik, badai pasir pun datang.
"Saya liat ada yang muter-muter di langit, saya pikir hujan karena dua hari kemarin di sini (wilayah bandara) diguyur hujan," ujar petugas perlindungan jemaah, Hanif Farizi, saat ditemui tim Media Center Haji, Minggu (7/8/2022).
Dikawal petugas, beberapa jemaah yang berada di luar pun langsung dievakuasi ke Paviliun 5. Evakuasi berlangsung dramatis. Petugas dan jemaah saling berpegangan supaya tidak terseret angin.
"Jemaah yang terlanjur turun dari bus, kami evakuasi langsung evakuasi menuru Paviliun 5. Kami bantu bawa kopernya. Evakuasinya pun sangat cepat," terang Hanif.
Sementara, sebagian jemaah diminta untuk bertahan di dalam bus. Ada 10 bus yang mengangkut rombongan SUB 32. Ditemani petugas, jemaah bertahan di dalam bus.
"Jemaah yang sempat turun, diminta bertahan di bus. Ada petugas kami juga di dalam bus, beberapa Wukalla pun membantu kita," kata Hanif.
Hanif menggambarkan badai pasir tersebut luar biasa mengerikan, terutama bagi orang Indonesia yang belum pernah mengalami fenomena alam tersebut. Badai berlangsung selama 15 menit.
"Kondisi saat ini gelap dan banyak pasir. Anginnya pun kencang, pohon kurma sampai melengkung. Jarak pandang sekitar 10 meter, benar-benar gelap," ujar Hanif.
Namun, tidak ada korban jiwa, luka maupun material dalam peristiwa tersebut. Menurut Hanif, seluruhnya aman dan terkendali. Ketika peristiwa, jemaah tidak panik dan mengikuti arahan petugas.
"Sampai saat ini tidak ada keruhian material maupun jiwa. Aman terkendali. Semua sehat. Terima kasih ke teman-teman petugas yang sigap mengevakuasi hingga jemaah aman dan selamat," terang Hanif.