Cegah Kerusakan Jalan, BBPJN VI Uji Coba Metode "Slurry Seal"

"Slurry seal" merupakan salah satu langkah untuk menjaga kondisi jalan agar bisa bertahan lebih lama.

Kamis, 16 November 2017 | 10:56 WIB
Cegah Kerusakan Jalan, BBPJN VI Uji Coba Metode "Slurry Seal"
Pelapisan slurry seal pada aspal, sebagai langkah pencegahan kerusakan jalan. (Sumber: Kementerian PUPR)

Suara.com - Penanganan infrastruktur jalan selalu dilakukan sepanjang tahun, baik pembangunan berupa jalan baru  hingga pemeliharaan jalan yang sudah terbangun dari kerusakan. Pada Rabu (15/11/2017), di wilayah kerja Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VI, tepatnya di ruas Ciamis-Batas Jawa Tengah sedang dilakukan uji coba penerapan pelapisan slurry seal pada aspal, sebagai  langkah pencegahan kerusakan jalan.

Mewakili Kepala BBPJN VI, Atyanto, Kepala  Bidang Preservasi & Peralatan 2 BBPJN VI, Edison Rombe  mengatakan, seluruh balai telah diimbau untuk melakukan pendekatan pencegahan (preventif) kerusakan jalan, dibandingkan melakukan pemeliharaan berkala. Menurutnya ada beberapa metode preventif kerusakan jalan,  salah satunya penggunaan slurry seal.

Slurry seal merupakan salah satu langkah kita untuk menjaga kondisi jalan agar bisa bertahan lebih lama, sehingga kita bisa melakukan efesiensi di tempat  itu. Slurry seal ini merupakan kegiatan mempertahankan kondisi jalan,” katanya.

Hal tersebut diamini oleh Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional 2 Jawa Barat,  Wahyu Budi Wiyono. Menurut laki-laki yang  akrab disapa Budi  ini, pihaknya akan melakukan uji coba penerapan slurry seal di tiga ruas yang berada di kewenangannya, yaitu Ciamis-Batas Jateng,  Lingkar Cianjur, dan Jampang Kulon-Surade-Tegal Beleud.  

Menurutnya, tiga ruas itu dipilih karena mewakili tiga volume lalu lintas yang berbeda.

“Di ruas uji coba kali ini,  lalu lintasnya padat, kita memakai tipe tiga. Di Lingkar Cianjur, lalu lintasnya sedang, namun kita juga akan memakai tipe 3. Nanti kita lihat kondisinya di Jampang Kulon, dengan lalu lintas rendah. Jadi ada tiga tipe slurry seal untuk tiga volume lalin yang berbeda juga,” ujarnya.

Penggunaan slurry seal sebenarnya sudah cukup umum, tercatat sudah pernah digunakan  di jalur Pantura, Yogyakarta, Bantul, dan Cilacap, sementara di lintas selatan Jawa Barat ini  baru pertama kali dilakukan. Budi mengatakan, pemilihan metode slurry seal memiliki beberapa keuntungan, yaitu lebih murah dan lebih cepat pengaplikasiannya dibanding metode prefentif selama ini. 

Penggunaan slurry seal bisa menghemat biaya 50-75 persen dari satu lapis aspal. Saat uji coba digunakan model slurry seal standar yang membutuhkan pengerjaan 3-4 jam hingga lalu lintas dibuka penuh kembali.

“Kalau menggunakan quick setting, lalin sudah bisa kita buka dalam 2 jam. Saat ini yang dipakai setting biasa,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI