Belajar dari Libur Panjang Sebelumnya, Ketua Satgas: Warga Jangan Lengah

Libur panjang akan jatuh pada 28 Oktober hingga 1 November.

Rabu, 21 Oktober 2020 | 20:21 WIB
Belajar dari Libur Panjang Sebelumnya, Ketua Satgas: Warga Jangan Lengah
Ilustrasi penumpang KAI. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Suara.com - Menjelang libur panjang yang jatuh pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 meningkatkan kekhawatiran terhadap penambahan kasus virus corona Covid-19. Hal ini disebabkan karena adanya perkiraan peningkatan rekreasi yang dilakukan oleh warga.

"Memang pada saat ratas pak presiden memberikan pesan pada kami mempersiapkan agar libur ini tidak menyebabkan satu penambahan kasus yang banyak karena kita melihat ada kecenderungan keinginan untuk libur," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam talk show bertema "Potensi Penyebaran Covid-19 Ketika Libur Panjang" melalui Zoom, Rabu (21/10/2020).

Menurutnya, rata-rata penerbangan hanya mencapai kuota 40 persen namun bisa naik selama liburan menjadi hampir 50 persen.

"Kenaikan 10 hingga 20 persen yang memang mungkin banyak yang berlibur di Jawa itu pakai kereta api dan jalan darat makananya kita berkonsultasi di maskapai kereta api dan darat," kata Budi.

Libur panjang memang sering kali menjadi peluang penambahan kasus virus corona Covid-19. Sebelumnya, penambahan kasus banyak terjadi pada liburan anjang di akhri agustus sehingga menimbulkan peningkatan kasus di awal September.

Ketua Gugus Tugas Satgas Covid-19, Doni Monardo. (FB BNPB Indonesia)
Ketua Gugus Tugas Satgas Covid-19, Doni Monardo. (FB BNPB Indonesia)

"Kita semua harus belajar dari masa sebelumnya. Yang pertama adalah peristiewa Idul Fitri di mana pemerintah mangajak semua komponen untuk tidak mudik dan alhamdulillah penigkatan Idul Fitri tidak signifikan," ujar Letjen TNI Doni Monardo, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang juga menjadi pembicara talk show tersebut.

Berbeda dengan Idul Fitri, liburan Idul Adha dan akhir Agustus malah meningkatkan jumlah kasus yang signifikan. Hal ini disebabkan karena mulai adanya pelonggaran pembatasan wilayah dan protokol kesehatan.

Meski pada 20 Oktober terjadi penurunan kasus aktif yakni mencapai 6,79 persen, Doni mengimbau agar masyarakat tetap tak lengah.

"Tapi kita tidak boleh lengah, ini akan membalikkan keadaan. Buktinya pada libur panjang Agustus lalu ada peningkatan kasus yang mengejutkan," ujar Doni.

"Dokter meninggal tertinggi pada Juli-Agaustus, ketika kasus itu meningkat pasien bertambah maka secara pararel angka kematian dokter bertambah. Cuti kali ini jangan sampe jadi masalah baru," imbuhnya.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

HEALTH

TERKINI