Klaster Makin Banyak, Pemda DIY Minta Ponpes Tunda Pembelajaran Luring

Bagi ponpes yang para santrinya sudah terinfeksi COVID-19, Aji meminta ponpes mengkarantina santri, baik yang positif maupun negatif.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 27 November 2020 | 20:10 WIB
Klaster Makin Banyak, Pemda DIY Minta Ponpes Tunda Pembelajaran Luring
Sekda DIY Baskara Aji ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (10/07/2020). - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Pemda DIY meminta pengelola pondok pesantren (ponpes) untuk menunda pembelajaran luring, baik untuk santri yang lama maupun para santri baru. Hal ini penting menyusul makin banyaknya klaster penularan COVID-19 dari ponpes di Sleman dan Bantul.

Bahkan saat ini jumlah kasus positif di DIY sudah mencapai 5.645 kasus. Angka ini muncul setelah ada tambahan 89 kasus baru pada Jumat (27/11/2020).

"Tahun ajaran baru ini kalau memang santri belum di ponpes, saya imbau untuk jangan datang dulu, silakan di rumah masing-masing dulu,” ungkap Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat siang.

Menurut Aji, bila ponpes memaksakan diri membuka pendaftaran bagi santri baru, maka dikhawatirkan akan menyebarkan virus ke ponpes. Apalagi dengan jumlah santri yang besar, maka ponpes akan kesulitan dalam mengatur aktivitas mereka.

Ponpes akan kesulitan dalam mengatur penerapan protokol kesehatan (prokes). Sebab, interaksi para santri cukup tinggi meski sekolah menerapkan prokes.

“Siswa baru yang belum masuk ke ponpes lebih baik dipulangkan agar tidak berbaur dengan anak-anak lain. Kalau terjadi penularan maka akan masif,” ujarnya.

Bagi ponpes yang para santrinya sudah terinfeksi COVID-19, Aji meminta ponpes mengkarantina santri, baik yang positif maupun negatif.

Karantina harus dipisahkan agar para santri tidak saling berinteraksi.

Para santri yang positif pun jangan sampai dipulangkan ke rumah. Hal itu untuk menghindari penularan virus di keluarganya.

Sementara itu terkait klaster yang juga muncul di perkantoran, Aji meminta Satpol PP untuk mengecek instansi-instansi.

Mereka harus memastikan ASN dan pegawai untuk menerapkan prokes dengan baik.

“Kalau ada pegawai di kantor yang positif, maka karyawan lain bisa work from home,” ujarnya.

Sebelumnya, Sekda Sleman Harda Kiswaya mengungkapkan, santri yang mau masuk ke ponpes diminta untuk melakukan rapid test terlebih dahulu.

Deteksi kesehatan ini penting untuk mengantisipasi penularan virus.

“Ini kan bagaimana kedisplinan kita diuji. [Penularan] virus kan biasanya datangnya dari santri yang masuk, karenanya semua orang yang masik sleman untuk menetap harus benar-benar dideteksi kesehatannya,” imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak