Pengalaman Wartawan Ikut Vaksinasi Covid-19: Sempat Deg-degan Juga

Sebanyak 5.000 lebih wartawan di Jakarta dan sekitarnya dalam 3 hari ini dijadwalkan menerima suntikan pertama vaksin Covid-19.

Kamis, 25 Februari 2021 | 15:43 WIB
Pengalaman Wartawan Ikut Vaksinasi Covid-19: Sempat Deg-degan Juga
Para wartawan penerima vaksin Covid-19 saat antre menunggu giliran di kawasan Hall Basket, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (25/2/2021). [Suara.com / Ummi Hadyah Saleh]

Suara.com - Cuaca mendung sejak pagi, sempat gerimis juga sedikit, Kamis (25/2/2021) ini. Tapi sejak menjelang pukul 08.00 WIB, ratusan wartawan sudah mulai ramai memenuhi kawasan Hall Basket Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.

Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 khusus untuk wartawan dan awak media, yang digelar sejak Kamis sampai Sabtu (27/2). Lebih dari 5.500 awak media tercatat akan mengikuti program vaksinasi selama tiga hari ini.

Saya (Ummi Hadyah Saleh --Red) adalah salah satunya, yang ikut di sesi pagi antara pukul 08.00 sampai 10.00 WIB di hari pertama ini. Total pada hari ini tampaknya ada sekitar 1.800-an wartawan dan awak media yang terjadwal ikut diberi vaksin.

Wartawan merupakan salah satu kelompok prioritas vaksin dikarenakan sering berinteraksi dengan banyak orang. Hal itu pula yang sebelumnya sudah ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada momen peringatan Hari Pers Nasional (HPN), Januari 2021 lalu.

Vaksin Covid-19 yang saya terima ini adalah vaksinasi pertama saya. Vaksin yang diberikan sama dengan yang sudah diterima banyak tokoh dan kalangan masyarakat lainnya yaitu CoronaVac dari Sinovac.

Terus terang, saya pun sempat merasakan takut dan deg-degan sebelum divaksin. Rasa takut dan deg-degan terutama saya rasakan saat masih menunggu antrean di tempat duduk yang diatur berjarak di Holding Area Hall Basket Senayan.

Bahkan saat akhirnya sampai di meja II untuk skrining, antara lain suhu tubuh, tekanan darah dan riwayat kesehatan, suhu tubuh saya tiba-tiba tercatat 37 derajat Celsius. Akhirnya setelah dicek kembali, suhu tubuh saya tercatat 36,9, hingga dinyatakan lolos dan bisa menuju meja III tempat penyuntikan vaksin.

Untungnya ketika proses penyuntikan, saya bisa lebih tenang, bahkan hampir tak merasakan apa-apa sama sekali. Selanjutnya, ketika memasuki masa observasi selama 30 menit, saya juga tak merasakan hal luar biasa atau keganjilan apa pun.

Kendati demikian, sekitar 1 jam setelahnya, ketika sudah selesai mengikuti proses vaksinasi, saya baru mulai merasakan sedikit nyeri di lengan kiri yang disuntik. Sempat agak susah mengangkat lengan saat itu, tapi lama-lama kemudian sudah normal kembali.

Pelaksanaan vaksinasi untuk wartawan di hari pertama ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, yang dibagi menjadi tiga sesi waktu. Hari kedua dan ketiga pun polanya akan sama.

Pelaksanaan sendiri tampaknya berjalan lancar dan tertata rapi, walaupun buat sebagian terasa agak lama ketika harus menunggu giliran. Sebelum divaksin, para wartawan yang telah datang dan dicek suhu tubuh di gerbang disinfektan, terlebih dahulu mengantre di tempat duduk masing-masing menuju meja pra-registrasi.

Setelah itu, peserta yang mendapat giliran dicek KTP atau kartu pengenalnya, dicocokkan dengan daftar yang sudah ada, lalu mendapatkan nomor antrean dan menuju ruangan registrasi. Di sini para wartawan kembali harus menunggu giliran, sebelum akhirnya menuju meja verifikasi data identitas (meja I).

Di bagian ini, para wartawan peserta vaksinasi lalu dibagi atas kelompok-kelompok lajur (A, B dan seterusnya) untuk menuju ruang vaksinasi di dalam gedung. Wartawan kemudian kembali mengantre untuk mendapat giliran menuju meja II yaitu untuk cek tensi darah, suhu tubuh dan skrining riwayat penyakit.

Ada beberapa meja seperti ini di tiap lajur (kelompok), sebelum kemudian wartawan yang lolos dipersilakan menuju meja IV yang ditempati vaksinator. Para vaksinator ini tampaknya berasal dari berbagai instansi atau lembaga berbeda, ada yang dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, TNI/Polri dan sebagainya.

Usai penyuntikan, selanjutnya para wartawan penerima vaksin bisa menuju meja IV untuk observasi. Di meja observasi ini, wartawan kembali diminta menunggu selama 30 menit untuk melihat apakah muncul gejala atau keluhan tertentu. Ada tempat lebih luas juga tersedia untuk menunggu di masa ini.

Setelah selesai waktu observasi dan dipastikan tidak ada keluhan apa-apa semisal sesak napas dan lainnya, maka wartawan sudah bisa mendapatkan kartu vaksinasi. Sudah tertera di situ data lengkap, termasuk jadwal vaksinasi kedua yang akan dijalani 14 hari lagi.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI