CEK FAKTA: Puluhan Wartawan Terkapar Usai Vaksinasi Covid-19?

Beredar pesan berantai di WhatsApp yang mengatakan ada puluhan awak media dan wartawan yang terkapar usai mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19. Apa kata Kemenkes?

Jum'at, 26 Februari 2021 | 21:08 WIB
CEK FAKTA: Puluhan Wartawan Terkapar Usai Vaksinasi Covid-19?
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan pada awak media di Hall Basket, Senayan, Jakarta, Kamis (25/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Suara.com - Beredar pesan berantai di WhatsApp Group (WAG) dan media sosial yang mengatakan ada puluhan awak media dan wartawan yang terkapar usai mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19.

Bahkan pesan tersebut sempat mencantumkan nama Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk Vaksinasi, dr Siti Nadia Tarmizi M. Epid sebagai narasumber, berikut isi lengkap pesan yang beredar tersebut:

"Teman-teman, barusan saya ditelepon jubir Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi. Atas izin Banghab, punten saya menyampaikan pesan beliau ya:

dr Nadia melapor hari ini puluhan wartawan terkapar setelah divaksin. Ada yang pusing keliyengan dan mual-mual sampai pingsan.

Kemenkes kemudian langsung gerak kan, dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi. Dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab terkait ini:

1. Banyak wartawan begadang, tidur di atas jam 22.
Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170.

Jadi, buat temen temen yang 2 pekan lagi terima suntikan kedua, ataupun temen temen yang akan divaksin pertama DIMOHON UNTUK TIDAK BEGADANG sehari sebelum vaksinasi ya.

2. Banyak wartawan tidak sarapan proper.
Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya GULA DARAH. Kebanyakan dari mereka yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. Jadi, mohon dibantu teman-teman untuk TIDAK LUPA SARAPAN PAGI yan proper ketika mau divaksin ya.

3. Banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre
Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang. Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac mengharuskan kita untuk siap dari sisi tersebut. Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. Jadi, saran dari Bu Nadia adalah tetap kalem dan stay positif saat proses tersebut ya.

Demikian pesan dari beliau, kalaupun ada efek yang 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti yang disampaikan Banghab silakan lapor ke kantor ya manteman...
Terimakasih banyak teman teman

Penjelasan

Suara.com pun menghubungi dr. Siti Nadi terkait kebenaran pesan tersebut. Ia memastikan bahwa pesan tersebut tidak benar, terlebih yang mengatakan puluhan awak media terkapar.

"Saya ingin klarifikasi terkait dengan informasi yang beredar bahwa puluhan wartawan terkapar usai vaksinasi Covid-19. Kami sampaikan informasi yang beredar di WhatsApp Grup (WAG) maupun di media sosial adalah tidak benar," ujar Siti Nadia lewat video pernyataanya kepada suara.com, Kamis (26/2/2021).

Sementara itu hari ini, 26 Februari 2021 adalah hari kedua awak media menjalani vaksinasi Covid-19. Vaksinasi terhadap awak media sudah dimulai sejak 25 Februari, dan berakhir pada 27 Februari 2021.

Di hari kedua ini menurut Nadia, ia memang mendapat laporan sebanyak 5 orang awak media yang mengalami efek samping setelah disuntik vaksin.

5 orang ini kemudian diobservasi, namun hingga malam hari para awak media ini sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

"Dan saat ini 5 awak media tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi sehat," tutur Siti Nadia.

Kesimpulan: Misinformasi

Ada sejumlah wartawan yang mengalami efek samping vaksinasi Covid-19, tapi tidak banyak, hanya 5 orang. Efek samping yang muncul pun tidak serius dan tidak membahayakan nyawa.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

HEALTH

TERKINI