Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Raih Lampu Hijau untuk Penggunaan Darurat

Analisis FDA menunjukkan bahwa suntikan tunggal dari vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran secara keseluruhan 72 persen di AS dan 64 persen di Afrika Selatan.

Senin, 01 Maret 2021 | 14:00 WIB
Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Raih Lampu Hijau untuk Penggunaan Darurat
Vaksin COvid-19 Johnson & Johnson. [Justin Tallis/AFP]

Suara.com - Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) mengesahkan vaksin virus Corona (Covid-19) Johnson & Johnson untuk penggunaan darurat pada Sabtu (27/2/2021), menjadikannya vaksin ketiga yang diizinkan untuk digunakan di negara itu.

"Otorisasi vaksin ini memperluas ketersediaan vaksin untuk membantu kami dalam memerangi pandemi ini," kata Dr. Janet Woodcock, pejabat Komisaris FDA, seperti dikutip dari Live Science, Senin (1/3/2021).

Sebelumnya, analisis FDA menunjukkan bahwa suntikan tunggal dari vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran secara keseluruhan 72 persen di Amerika Serikat dan 64 persen di Afrika Selatan.

The New York Times melaporkan dalam kasus perlindungan terhadap penyakit parah, vaksin menunjukkan kemanjuran 86 persen di Amerika Serikat dan 82 persen di Afrika Selatan.

"Vaksin itu juga 100 persen efektif dalam mencegah pasien dirawat inap dan kematian. Fakta-fakta itu adalah hal terpenting untuk dikenali," ucap Dr. Nancy M. Bennett, profesor ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi University of Rochester.

Johnson & Johnson juga memantau infeksi tanpa gejala dengan memeriksa antibodi virus Corona pada sejumlah kecil sukarelawan selama 71 hari setelah mereka menerima vaksin.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)

Data menunjukkan bahwa vaksin memiliki kemanjuran 74 persen kasus infeksi tanpa gejala, tapi FDA mencatat bahwa tidak ada ketidakpastian tentang interpretasi data tersebut, mengingat hanya sejumlah kecil sukarelawan yang dinilai.

Meskipun memiliki tingkat kemanjuran keseluruhan yang lebih rendah daripada vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, tapi satu suntikan vaksin Johnson & Johnson masih dapat membuat perbedaan besar karena bisa disimpan selama berbulan-bulan pada suhu lemari es.

"Jangan terjebak dengan permainan angka karena ini adalah vaksin yang sangat bagus dan yang kami butuhkan adalah sebanyak mungkin vaksin yang bagus," ucap Dr. Anthony S. Fauci, kepala penasihat medis administrasi Biden untuk Covid-19 pada Sabtu.

Mirip dengan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, vaksin Johnson & Johnson mengandung versi lemah dari virus flu biasa, yang dikenal sebagai adenovirus.

Para ilmuwan secara genetik mengubah adenovirus, bernama ad26, sehingga tidak dapat lagi menginfeksi sel manusia dan menambahkan gen yang mengkode protein lonjakan (spike protein) virus Corona.

Begitu masuk ke dalam tubuh, vaksin melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein lonjakan dan menargetkan virus Corona untuk dimusnahkan.

Ilustrasi Oxford of University. [Shutterstock]
Ilustrasi Oxford of University. [Shutterstock]

Janssen Pharmaceuticals, perusahaan Johnson & Johnson yang mengembangkan vaksin Covid-19, menggunakan strategi serupa untuk mengembangkan vaksin Ebola yang sudah ada.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TEKNO

TERKINI