Vaksinasi Covid-19 Lansia Belum Maksimal, Ini Upaya Percepatan Dinkes DIY

Demi mendukung percepatan program vaksinasi Covid-19 bagi lansia tersebut, kata Pembajun, pihaknya telah meminta setiap fasyankes untuk memprioritaskan lansia.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 10 April 2021 | 18:45 WIB
Vaksinasi Covid-19 Lansia Belum Maksimal, Ini Upaya Percepatan Dinkes DIY
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY) akan terus berupaya melakukan percepatan untuk vaksinasi Covid-19 bagi para lansia. Peran kuat fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terus didorong agar lebih siap melayani lansia.

Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie, tidak memungkiri jumlah lansia di DIY sendiri terbilang cukup banyak. Terlebih saat ini presentase vaksinasi bagi lansia telah disusu oleh pelayan publik.

"Ya kita lebih ke arah tetap menguatkan peran fasyankes untuk terus memberikan pelayanan kepada lansia. Jadi sekarang kan pelayanan publik itu sudah dua kalinya daripada lansia. Nah sekarang yang didorong adalah lansia. Apalagi di DIY ini banyak lansia," kata Pembajun kepada awak media, Sabtu (10/4/2021).

Demi mendukung percepatan program vaksinasi Covid-19 bagi lansia tersebut, kata Pembajun, pihaknya telah meminta setiap fasyankes baik di kabupaten atau kota untuk memprioritaskan para lansia.

"Kami minta setiap kabupaten kota, setiap fasyankes itu tetap memprioritaskan untuk lansianya dulu," tegasnya.

Menurut Pembajun, langkah atau dorongan dari keluarga yang turut proaktif membantu para lansia juga menjadi penting untuk dilakukan. Termasuk tentang literasi serta edukasi pentingnya vaksinasi lansia yang harus dilakukan fasyankes.

"Kemarin temen-temen liat kan di JEC itu lansia yang sudah di atas 70 tahun pasti ada pendampingnya," ucapnya.

Mengenai pemberian vaksin Covid-19 juga kepada para pendamping lansia tersebut, Pembajun menyebut tidak menutup kemungkinan memang akan diberikan. Namun untuk keputusan lebih lanjut masih menunggu ketersedian vaksin juga.

"Kita berikan tidak apa-apa. Cuma yang saya harus berhitung kalau ada juga inovasi yang misalnya satu non lansia membawa dua lansia, itu dia [pendamping] divaksin juga. Nah balik lagi masalahnya vaksinnya belum cukup. Kan gitu. Maunya kan gitu satu yang muda membawa dua lansia, semua divaksin tiga orang itu," ungkapnya.

Pembajun berharap nanti setelah April sesaui dengan janji Menteri Kesehatan ketersediaan vaksin Covid-19 akan lebih banyak. Hal itu yang bakal dimanfaatkan untuk semakin mempercepat program vaksinasi di DIY.

Mengenai progres terbaru untuk vaksinasi Covid-19 bagi para lansia sejauh ini sudah kembali bertambah. Saat ini tercatat sudah sekitar 14,17 persen lansia yang sudah menerima vaksin Covid-19 suntikan pertama.

"Lansia kita sekarang sudah 14,17 persen. Kalau angkanya itu sudah 41.844 dosis pertama. Dosisi kedua baru 1,58 persen," ucapnya.

Sementara untuk stok vaksin di DIY sendiri masih berkisar antara 3 ribu vial vaksin Covid-19. Sedangkan sebanyak 12 ribu vaksin lainnya sudah didistribusikan untuk tiga kabupaten kota yang ada kecuali Kulon Progo dan Bantul.

Pembajun menambahkan beberapa faktor yang mempengaruhi lambannya vaksinasi lansia di DIY. Mulai dari aturan atau pedoman pelaksanaan vaksinasi hingga kondisi lansia itu sendiri.

"Seharusnya menurut pedoman, lansia itu [melakukan vaksinasi] di fasyankes karena komorbid yang kita khawatirkan usia fisiknya gitu. Cuma untuk mempercepat itu maka kita lakukan massal," tuturnya.

Lebih lanjut, Pembajun menyebut lansia yang harus melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19 di fasyankes tentu tidak bisa sendirian. Perlu ada pendamping untuk membantu hingga lansia yang bersangkutan mendapatkan vaksin.

Selain fasyankes, kata Pembajun, pada evaluasi secara nasional diketahui bahwa lansia juga enggan untuk meninggalkan rumahnya. Disebabkan kondisi pandemi yang masih terus berlangsung saat ini.

Banyak pertimbangan yang mendasari keputusan para lansia tidak ingin keluar rumah. Mulai dari jarak rumah sakit yang cukup jauh, akses menuju lokasi vaksinasi yang tidak mudah dan lain sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak