Koordinasi Lintas Daerah Penting untuk Cegah Kasus COVID-19 Varian Omicron

Meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron di sejumlah daerah di Indonesia menjadi perhatian satgas COVID-19.

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 22 Januari 2022 | 12:09 WIB
Koordinasi Lintas Daerah Penting untuk Cegah Kasus COVID-19 Varian Omicron
Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi COVID-19 di Bukit Duri, Jakarta, Selasa (20/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Suara.com - Meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron di sejumlah daerah di Indonesia menjadi perhatian satgas COVID-19.

Sebab, potensi importasi kasus lintas daerah dalam satu kawasan aglomerasi perlu disikapi kekompakan antar Pemerintah Daerah terkait termasuk kawasan aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

"Untuk itu dimohon Gubernur, Walikota maupun bupati, khususnya pada provinsi yang sedang mengalami kenaikan kasus untuk terus memantau kondisi kasus dan mengoptimalisasi koordinasi dalam pengendalian COVID-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengutip situs resmi Satgas COVID-19.

Sebagai contoh, saat ini ibukota DKI Jakarta berada dalam PPKM level 2 sehingga pengendalian COVID-19 akan menyesuaikan kondisi kasus yang direpresantisikan dari ketetapan level tersebut.

Rangkaian kereta rel listrik (KRL) berhenti di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Minggu (9/5/2021). [Suara.com/Dian Latifah]
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) berhenti di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Minggu (9/5/2021). [Suara.com/Dian Latifah]

Kondisi di ibukota sangat mempengaruhi sejumlah daerah lain yang masuk aglomerasi yakni yang masuk kawasan Jabodetabek.

"Maka perlu adanya kekompakan antar Pemerintah Daerah untuk mengupayakan strategi pencegahan penularan kasus," tambah Wiku.

Disamping itu, fasilitas isolasi dan karantina terpusat di Indonesia saat ini tersebar di berbagai lokasi. Berdasarkan data per 20 Januari 2022, fasiitas karantina terpusat tersebar di wisma dan hotel.

Seperti di Rusun Nagrak Cilincing dengan BOR 24,9% dari 7.040 bed (tempat tidur) yang tersedia, kemudian Rusun Pasar Rumput Manggarai dengan BOR 58% dari 5.946 bed tersedia.

Sedangkan Wisma Atlet Pademangan dengan BOR 56,6% dari 5.796 bed yang tersedia, serta 134 hotel dengan total bor 45,8% dan total kapasitasnya 16.513 kamar. Sedangkan berdasarkan data per 16 Januari 2022, diketahui bahwa fasilitas isolasi terpusat ditempatkan di rumah sakit rujukan COVID-19 tertentu dan beberapa hotel rujukan yang hanya difungsikan untuk upaya isolasi sebagai fasilitas tambahan.

Dengan rincian jumlah bed di RSDC Wisma Atlet sebanyak 5.939 bed, rumah sakit untuk pelaku perjalanan luar negeri diantaranya RS Sulianti Saroso, RS Ciputra Garden, RS Mitra Keluarga Kalideres, dan RS Siloam Mampang dengan total kapasitas dan sebanyak 286 bed.

Dan Hotel isolasi diantaranya C One Pulomas, Hotel Matsuri, Hotel Grand Cempaka, Hotel Alia Cikini Hotel D'arcici Al Hijrah, Hotel D'arcici Plumpang dengan kapasitas sebanyak 565 bed.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

HEALTH

TERKINI