Cenderung Stagnan, Capaian Vaksin Booster Covid-19 di DIY Masih 42,83 Persen

"Kalau dilihat dari angkanya memang seolah kurang tinggi, tapi itu sebenarnya tertinggi ketiga di nasional."

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 20 September 2022 | 14:51 WIB
Cenderung Stagnan, Capaian Vaksin Booster Covid-19 di DIY Masih 42,83 Persen
Ilustrasi Vaksinasi Booster (sehatnegeriku.kemkes.go.id)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat capaian vaksin booster Covid-19 di wilayahnya belum mencapai 50 persen dari target yang ditentukan. Bahkan peningkatan capaian booster itu cukup tersendat dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes DIY Agus Priyanto menuturkan hingga per Senin (19/9/2022) kemarin capaian booster di DIY baru mencapai 42,83 persen saja. Jumlah itu didapat dari target keseluruhan penerima booster sebanyak kurang lebih 3,2 juta sasaran.

"Kalau dilihat dari angkanya memang seolah kurang tinggi, tapi itu sebenarnya tertinggi ketiga di nasional. Sudah jauh meninggalkan yang lain. Kalau rata-rata nasional itu baru 23-24 persen. Jadi memang kita sudah tinggi," kata Agus dihubungi awak media, Selasa (20/9/2022).

Disampaikan Agus, sebenarnya pihaknya sudah memiliki target sendiri dalam capaian vaksin booster Covid-19 itu. Saat itu, Dinkes DIY menargetkan pada akhir Agustus lalu capaian booster sudah menyentuh angka 50 persen.

Kemudian target hingga akhir tahun 2022 ini diharapkan sudah tembus di angka 70 persen. Namun target itu berpotensi tak tercapai mengingat kecepatan penambahan pun sekarang sudah menurun drastis.

"Jadi capaian (booster) masih kurang dan kemudian bahwa kecepatannya dalam ring waktu itu menurun ya dibanding dulu, tiga bulan bisa sampai sekian persen sekarang berbulan-bulan berkisaran antara itu 40 persen itu belum beranjak jauh," terangnya.

Ia mengungkapkan bahwa jemput bola bukan lagi menjadi strategi dalam menambah capaian vaksin dosis ketiga untuk Covid-19 itu. Terlebih saat ini kondisi di masyarakat juga sudah cukup berbeda.

Jika sebelumnya masyarakat banyak yang membutuhkan atau menginginkan vaksin Covid-19 namun kesusahan akses. Sekarang kondisinya adalah kebutuhan atau keinginan masyarakat untuk mendapat dosis ketiga itu juga sudah menipis.

"Strategi berbeda lagi. Kalau jemput bola itu dulu karena di sana ada yang butuh banyak, sekarang kalau mau jemput bola itu bolanya siapa yang mau dijemput," ucapnya.

"Karena misalnya di pedesaan, ada yang beranggapan cukup kekaring penyakite mati kabeh (berjemur di bawah sinar matahari penyakitnya mati semua). Jadi petani di pedesaan itu banyak yang menolak vaksin booster karena merasa dengan dia dede (berjemur) itu sudah beres penyakitnya," sambungnya.

Kondisi tersebut tak dipungkiri membuat Dinkes DIY lebih memilih untuk menyediakan pos-pos atau sentra vaksinasi saja. Mengingat pergerakan masyarakat dan juga agar pelayanan lebih efisien.

Selain itu, Puskesmas pun sebenarnya masih menyediakan program vaksinasi Covid-19. Walaupun memang hanya terbatas dan terjadwal, tidak setiap hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak