Pamsimas Ajarkan Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat

Program Pamsimas juga menekan angka diare di sejumlah desa.

Senin, 15 November 2021 | 18:19 WIB
Pamsimas Ajarkan Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat
Anak kecil sedang bermain air. (Istimewa)

Suara.com - Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan suatu hal yang sangat penting dan menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena sarana untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat pun dirasa masih sangat terbatas.

Misalnya, sarana air minum dan sanitasi untuk masyarakat. Di sebagian daerah di Indonesia masih banyak ditemukan masyarakat yang menggunakan air tidak layak guna sebagai sarana air minum.

Berbagai penelitian, termasuk dari United Nations Children's Fun (Unicef), kualitas air minum dan sanitasi yang rendah menjadi sumber berkembangnya penyakit. Secara umum penyakit yang berhubungan dengan air) adalah diare, kolera, tipus, penyakit kulit, dan penyakit yang disebabkan cacing parasit.

Di luar itu, masalah lain yang pernah diingatkan Prof. Nila Anfasa Muluk adalah  efek jangka panjang untuk kesehatan ibu hamil. Air yang dikonsumsi yang tidak memenuhi standar kelayakan akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan janin dan kesehatan ibu pun terancam.

Salah satu penyebab  tingginya angka kematian pada ibu adalah karena kurangnya air bersih dan sanitasi yang buruk. Seorang ibu yang mengkonsumsi air yang tidak bersih, akan lebih mudah sakit, perkembangan janin terganggu, dan risiko terburuknya adalah meninggal saat melahirkan. Jika pun ibu selamat dan anaknya lahir, anak itu pun akan rentan sakit, sehingga dapat berakibat stunting.

Petugas saat memeriksa pipa air minum. (Istimewa)
Petugas saat memeriksa pipa air minum. (Istimewa)

Berangkat dari hal tersebut, program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) diprioritaskan untuk masyarakat di desa-desa yang memiliki angka stunting tinggi.

Tekan Angka Diare

Di Malinau, misalnya, kehadiran  Pamsimas turut berkontribusi terhadap  pengurangan stunting. Pelibatan  multisektor dalam penanganan stunting  telah membuahkan hasil dengan menjadi Juara I se-Kalimantan Utara  dalam aksi pencegahan stunting.

Kemudian, berdasarkan penelitian pada 2002 di Desa Ambearjo dan Desa Klampok, Kabupaten Malang, Jawa Timur menunjukkan adanya korelasi antara sarana air bersih dan sanitasi terhadap peningkatan derajat kesehatan. Hasilnya, terdapat penurunan angka kejadian diare pada balita setelah pembangunan sarana air bersih dan sanitasi lingkungan.

Sarana air bersih di Desa  Sapala, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. (Istimewa)
Sarana air bersih di Desa Sapala, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. (Istimewa)

Di Klampok yang belum terbangun sarana air bersih dan sanitasi, terdapat 28 kejadian diare, sedangkan di Jambearjo yang sudah terbangun sarana air bersih dan sanitasi terdapat 13 kasus diare. Penurunan kejadian diare pada balita dikarenakan tersedianya air bersih, sarana untuk membuang air besar, perilaku mencuci tangan setelah buang air besar, mencuci tangan setelah membersihkan balita buang air besar, buang tinja bayi, membuang sampah dan pengetahuan kesehatan lingkungan. Sebagian besar dari semua itu terkait Pamsimas.

Di Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala juga menunjukkan bahwa Pamsimas meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat dengan menggunakan air bersih. Sejak itu pula penyakit diare dan malaria serta penyakit kulit (gatal-gatal) menurun drastis.

Qurrotu' Ainy, ST, M.Eng.
PPK Pembinaan Manajemen II
Satker Direktorat Air Minum
Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI