Penerapan Teknologi Sensor Cerdas di Program Pamsimas

Penggunaan teknologi untuk membantu pengurus mengontrol ketersediaan air.

Kamis, 02 Desember 2021 | 12:15 WIB
Penerapan Teknologi Sensor Cerdas di Program Pamsimas
Teknologi Pamsimas. (Istimewa)

Suara.com - Tren global saat ini lebih banyak mengarah pada pemanfaatan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi untuk pembangunan yang berkelanjutan. Teknologi dimanfaatkan untuk menciptakan efisiensi di berbagai aspek, seperti energi dan waktu. Nah hal ini diterapkan di program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyakarat) yang ada di Desa Mandi Angin, Kabupaten Siak, Riau.

Desa Mandi Angin merupakan salah satu desa yang mendapatkan bantuan program Pamsimas III tahun 2018. Sebelum masuknya program Pamsimas, Desa yang berada di tepi Sungai Mandiangin ini selalu kesulitan mendapatkan air minum sebab harus menempuh dua jalan yaitu melalui Perawang atau Minas. Masyarakat sana bahkan harus melewati hamparan konsesi hutan tanaman industri sejauh  20-30 kilometer untuk mendapatkan air minum.

Kini, warga Mandi Angin telah dapat menikmati air minum yang dihasilkan melalui program Pamsimas. Sarana-prasarana air minum tersebut berfungsi dengan baik dan dikelola oleh Kelompok Pengelola KPSPAMS, sebuah kelembagaan desa yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat.

Seiring dengan perjalanan waktu, pengelolaan sarana yang sudah  berjalan sekitar tiga bulan, sedikit terkendala dengan adanya kesibukan para pengurus Kelompok Pengelola dan tiadanya petugas khusus untuk mengontrol ketersediaan air di menara, termasuk menghidupkan dan mematikan pompa.

Belum lagi jaringan listrik PLN terkadang mati, sehingga perlu memastikan ketersediaan air di menara agar bisa memberikan pelayanan air secara berkelanjutan. Untuk membantu pengurus mengontrol dan memastikan ketersediaan air di menara, termasuk menghidupkan-mematikan pompa, Riko Yulika, Fasilitator Teknik (FM WSS), berinisiatif membuat sensor air yang bekerja dengan sensor ultrasonic. Sensor air ini dikenal dengan sebutan Automatic Water Level berbasis Micro Controller (AWLMC).

Sensor diciptakan guna membantu pengurus mengontrol ketersediaan air kapanpun dan dimanapun pengurus berada. Automatic Water Level ini merupakan alat yang berbasis dengan micro controller arduino yang terhubung dengan SIM Card (Kartu Operator Telepon) sehingga dapat mengetahui keadaan ketinggian air di menara yang disesuaikan dengan keadaan lapangan melalui jaringan telepon seluler. Tidak hanya itu, pengurus juga dapat mengetahui kondisi di lapangan apakah aliran listrik ke pompa dalam kondisi hidup atau mati.

Berkat inovasi ini pengurus sangat terbantu dari segi pengontrolan air maupun dari segi pengoperasian mesin. Tidak hanya di Desa Mandi Angin, alat tersebut juga dipasang di Minas Timur, desa tetangga. Alat ini perlu dipertimbangkan untuk digunakan oleh banyak pengelola air minum pasca.

Rencana di masa mendatang akan ditambahkan perangkat CCTV atau kamera pada sensor tersebut untuk memantau keadaan riil di lapangan melalui media visual baik video maupun gambar.

Bila hal tersebut dapat dilaksanakan, kemungkinan besar tidak ada lagi desa kuning (sarana berfungsi sebagian) atau desa merah (sarana tidak berfungsi). Kondisi tersebut dapat memudahkan pengelola Pamsimas provinsi maupun pusat dalam memonitoring dan mendapatkan data dari desa yang sudah terpasang sensor.

Novi Rindani, ST, MT
Ketua CPMU Pamsimas

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI