Pamsimas, Program Kementerian PUPR Berkonsep Sederhana yang Diakui Bank Dunia

Ini lantaran program ini mengedepankan prinsip partisipasi dan gotong royong.

Jum'at, 03 Desember 2021 | 15:15 WIB
Pamsimas, Program Kementerian PUPR Berkonsep Sederhana yang Diakui Bank Dunia
Pemanfaatan Pamsimas. (Istimewa)

Suara.com - Air minum merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia yang digunakan untuk pemenuhan berproduksi dan juga sebagai pemenuhan kebutuhan domestik. Terlebih pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat tiap tahunnya. Praktis hal ini juga meningkatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana air.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyakarat). Program ini memiliki tujuan yang sederhana yakni, memenuhi ketersediaan air minum dan sanitasi layak. Namun, dalam prosesnya, program ini melibatkan berbagai kalangan dan menyentuh aspek luas kehidupan (ekonomi, sosial, kesehatan dan pelestarian alam). Sehingga bersifat multi-dimensional dan multi-stakeholder.

Berkat pendekatannya yang menjunjung semangat kolaborasi, program sederhana ini bahkan memberi manfaat jauh lebih luas dari sekadar cuma soal penyediaan air dan  sanitasi. Program ini menjadi bersifat inklusif karena bertumpu pada keterlibatan masyarakat penerima manfaat. Program ini bahkan dirancang untuk melibatkan masyarakat yang paling marjinal sekalipun: komunitas adat tradisional, kalangan perempuan, dan penyandang disabilitas. Di atas semua itu, program ini mengedepankan prinsip partisipasi dan gotong royong (kerjasama).

Diakui Bank Dunia

Kehebatan program ini diakui oleh George Soraya, mantan Task Team Leader Bank Dunia. Laki-laki asal Turki itu sudah banyak mengunjungi desa-desa Pamsimas di berbagai negara di dunia.

Menurut Soraya, program Pamsimas merefleksikan kapasitas, kultur, dan ideologi bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.

“Gotong royong inilah yang menjadi kekhasan Indonesia yang tidak ada di negara lain,” katanya.

Program Pamsimas melibatkan gotong royong warga tidak hanya dalam perencanaan dan pengerjaan, tapi juga dalam pembiayaan. Dana program Pamsimas adalah hasil dari keroyokan, hasil dari gotong royong berbagai pihak, lalu dicemplungkan dalam satu wadah. Pamsimas telah berhasil menggabungkan dana internasional, dana pemerintah dari pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa, dan dana dari masyarakat dalam satu wadah itu.

Alokasi anggaran pada setiap Program Pamsimas terdiri atas 70 persen dana pemerintah pusat atau daerah, 10 persen (minimal) dari anggaran desa, dan 20 persen sisanya merupakan kontribusi masyarakat dalam bentuk tunai 4 persen serta 16 persen dalam bentuk benda/barang/tenaga.

Dana dari masyarakat itu pun bentuknya kontribusi, hasil dari gotong royong juga, baik dalam bentuk tunai yang dikumpulkan dari masyarakat maupun dalam bentuk tenaga kerja berupa kerja bakti gotong royong warga.

‘’Kontribusi masyarakat ini  kalau dinilai dengan uang jumlahnya  bisa sangat besar. Pamsimas adalah cerita sukses besar. Saya banyak belajar dari Pamsimas.’’ pungkasnya.

Qurrotu' Ainy, ST, M.Eng.
PPK Pembinaan Manajemen II
Satker Direktorat Air Minum
Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI