Sang Adik Ungkap Alasan Prabowo Maju Pilpres Ketiga Kalinya

Prabowo pertama maju dalam pemilihan presiden yakni pada Pilpres 2009 yang saat itu mendampingi Megawai Soekarnoputri

Sabtu, 20 Oktober 2018 | 08:45 WIB
Sang Adik Ungkap Alasan Prabowo Maju Pilpres Ketiga Kalinya
Capres Prabowo Subianto memberikan sambutan di Rakernas LDII tahun 2018. (Dok. Partai Gerindra).

Suara.com - Adik Calon Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap alasan Prabowo maju kembali dalam kontestasi Pilpres 2019. Prabowo maju sebagai kandidat pilpres untuk yang ketiga kalinya.

Hashim yang juga menjabat sebagai Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menjelaskan, alasan Prabowo maju kembali ialah karena Prabowo melihat tidak ada perubahan dalam kurun waktu 10 tahun semenjak Prabowo mencalonkan untuk pertama kalinya.

Diketahui, pertama kali Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden adalah pada Pilpres 2009. Kala itu Prabowo menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri.

"Pak Prabowo memutuskan untuk bertarung sekali lagi sebagai calon presiden karena sebetulnya tidak ada perbaikan semenjak 10 tahun lalu beliau mencalonkan pertama kali," kata Hashim di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018).

Dalam kurun waktu 10 tahun yang dinilai Prabowo tidak ada perbaikan dibuktikan dengan pandangannya perihal kesehatan publik, kondisi lingkungan negara, bahkan ketahanan energi yang menurutnya kian tahun kian memburuk.

"Ketika kita bicara tentang kesehatan publik, ketahanan dan keamanan energi, lingkungan, itu semua belum ada perbaikan, dan justru semakin buruk," ujarnya.

Bahkan bentuk perhatian Prabowo dituangkannya dalam sebuah buku yang berjudul Paradoks Indonesia.

"Paradoks yang dimaksud Prabowo dalam buku nya berjudul Paradoks Indonesia adalah bahwa kita negara yang kaya namun rakyatnya miskin," ungkapnya.

Hashim menambahkan, Prabowo beserta tim memiliki keyakinan bahwa Indonesia masih memiliki kesempatan untuk sejajar kekuatannya dengan negara-negara besar di dunia.

"Kita bisa menjadi kekuatan besar dan di posisi yang sama dengan negara-negara kuat lain nya di dunia. Saya percaya dan saya dukung itu, namun kita berada di posisi yang lemah," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI