Transjakarta, Transportasi Massal Pendukung Aktivitas Ibu Kota

Mobilitas warga terlayani dengan keberadaan 260 halte yang tersebar di 13 koridor.

Jum'at, 25 Oktober 2019 | 18:00 WIB
Transjakarta,  Transportasi Massal Pendukung Aktivitas Ibu Kota
Transjakarta. (Dok : Pemprov DKI).

Suara.com - Bus Transjakarta merupakan salah satu moda transportasi kebanggaan warga DKI Jakarta. Inilah pionir sarana angkutan massal pertama pendukung aktivitas ibu kota, yang kini tak hanya menjadi andalan warga Jakarta, tapi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran, yaitu Depok, Tangerang, Bogor, dan Bekasi.

Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta. Keberadaannya didukung oleh Jak Lingko, yang merupakan sistem transportasi terintegrasi, dalam hal rute, prasarana , maupun pembayarannya.

Bus Transjakarta memiliki lintasan terpanjang di dunia, yakni 251,2 kilometer. Mobilitas warga terlayani dengan keberadaan 260 halte yang tersebar di 13 koridor. Jika awalnya beroperasi mulai Pkl. 05.00-Pkl. 22.00 WIB, kini Transjakarta beroperasi hingga 24 jam sehari.

Kesuksesan Transjakarta bisa dilihat dari semakin banyaknya pengguna. Sejak 2004-2017, rata-rata penumpang harian bus Transjakarta berkisar 300.000 penumpang per hari. Pada 2019, jumlah rata-rata penumpang naik dua kali lipat, berkisar 641.000 penumpang per hari.

Setiap kali penambahan koridor, jumlah penumpang pun akan dipastikan lebih banyak. Hal ini terlihat di Koridor 13, misalnya. Rute-rute yang dilayani koridor ini selalu penuh setiap hari. Hal ini dikemukakan salah seorang pengguna yang tinggal di Ciledug, Tangerang.

Rendy (33) mengatakan, ketika pertama kali diluncurkan, ia sempat menikmati duduk di dalam bus. Tapi setelah enam bulan berikutnya, antusiasme warga semakin bertambah, sehingga ia lebih banyak mengalah, alias tidak duduk lagi.

Walau demikian, Rendy mengatakan, naik Transjakarta lebih nyaman ketimbang membawa motor, seperti yang dilakukannya sebelum ada moda transportasi ini. “Naik motor lebih capek ketimbang naik Transjakarta, karena kondisi jalan yang selalu padat dan macet,” ujar lelaki yang berkantor di Tomang, Jakarta Pusat ini.

Dengan naiknya minat pengguna terhadap Transjakarta, pengelola layanan ini pun meningkatkan kualitas kenyamanannya. Bertepatan dengan hari Kartini, 21 April 2016, Transjakarta meluncurkan 2 bus dengan desain yang khusus, yang diperuntukkan bagi pelanggan wanita Transjakarta.

Pengelola memiliki tujuan khusus saat menambah layanan ini, yaitu dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pelanggan wanita Transjakarta.

Selain itu pada 19 Oktober 2016, Transjakarta meluncurkan 116 armada barunya di Monas dan Balai Kota, di antaranya terdapat penambahan 10 armada bus wanita, yang rencananya dioperasikan di rute-rute yang berbeda.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI