Euro 2008, Akhir Penantian 44 Tahun "La Furia Roja"

Ruben Setiawan
Euro 2008, Akhir Penantian 44 Tahun "La Furia Roja"
Skuat Tim Matador Spanyol yang menjuarai Euro 2008. (Shutterstock)

Euro 2008 juga diwarnai dengan rontoknya tim-tim juara.

Suara.com - Ajang kompetisi sepak bola di tanah Eropa tahun 2008 lalu, Euro 2008, dihelat di dua negara, yakni Austria dan Swiss. Kedua negara tersebut berhasil mengalahkan sejumlah negara lain yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah Euro 2008, seperti Yunani-Turki, Skotlandia-Republik Irlandia, Rusia, Hungaria, Kroasia-Bosnia Herzegovina, bahkan kombinasi empat negara Norwegia-Swedia-Denmark-Finlandia.

Turnamen ini digelar di delapan "venue", yakni empat di Austria, dan empat di Swiss. Tiap "venue" memiliki kapasitas paling sedikit 30.000 penonton. Stadion terbesar yang digunakan dalam turnamen ini adalah Stadion Ernst-Happel di Wina, Austria. Dengan kapasitas menampung 53.295 penonton, stadion ini dipakai untuk gelaran final.

Banyak hal menarik, termasuk rontoknya tim-tim berprestasi dalam turnamen ini. Salah satunya adalah Yunani, juara Euro 2004 yang gagal lolos ke fase gugur usai menderita tiga kekalahan di fase grup. Senasib dengan Yunani, Italia, yang baru saja membawa pulang trofi Piala Dunia dua tahun sebelumnya, harus pulang lebih awal setelah dijegal Spanyol di perempat final.

Adalah Spanyol yang menorehkan sejarah manis di turnamen tersebut. Skuat Luis Aragones menyudahi 44 tahun puasa gelar Tim Matador di turnamen Euro dengan mengalahkan Jerman di final lewat gol tunggal Fernando Torres. Ini menjadi trofi kedua Spanyol setelah trofi pertama yang mereka rebut pada Euro 1964.

Boleh dikata, Spanyol sedang "on fire" kala itu. Betapa tidak, "La Furia Roja" yang saat itu dimotori generasi emas sepak bola Spanyol macam David Villa, Andres Iniesta, Fernando Torres, Cesc Fabregas, David Silva, Iker Casillas dan Xavi Hernandes, menyapu bersih fase grup dengan kemenangan sebelum akhirnya keluar sebagai juara, sebuah prestasi yang hanya pernah ditorehkan Prancis pada Euro 1984.

Kebahagiaan Spanyol kian lengkap dengan terpilihnya dua pemain mereka sebagai penerima penghargaan pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak. Gelar Pemain Terbaik jatuh ke tangan gelandang Xavi Hernandez, sementara Sepatu Emas diberikan kepada David Villa, yang mencetak empat gol, tiga diantaranya dicetak ke gawang Rusia dan menjadi satu-satunya hat-trick yang tercipta di turnamen tersebut.

Euro 2008 juga menjadi sejarah bagi Turki yang untuk pertama kalinya menembus babak semi final dari tiga kali keikutsertaannya di turnamen antar negara-negara Eropa tersebut. Lolos sebagai runner-up Grup A, Turki menendang Kroasia keluar dari turnamen di perempat final lewat adu penalti, kemudian menantang Jerman di semi final. Sempat berhasil menahan imbang "Der Panzer" dengan skor 2-2 hingga menit-menit akhir, Turki kebobolan di detik-detik jelang laga usai, sehingga harus menyerahkan tiket final kepada Jerman.

Data Piala Eropa 2008:

-Tuan rumah (turnamen final): Austria-Swiss

-Juara: Spanyol

-Jumlah pertandingan: 31

-Final: Spanyol vs Jerman (1-0)

-Laga final: 29 Juni, di Ernst-Happel-Stadion, Wina

-Top scorer: David Villa (4 gol)

Fakta menarik: Dari 31 pertandingan, 77 gol tercipta. Angka tersebut sama persis dengan jumlah pertandingan dan gol yang tercipta pada gelaran sebelumnya, Euro 2004.