Inggris Tekuk Wales, Penggemarnya Berpesta

Esti Utami
Inggris Tekuk Wales, Penggemarnya Berpesta
Penggemar Inggris merayakan kemenangan timnya, Kamis (16/6) sore. (Reuters/Philippe Wojazer)

Namun situasi jauh lebih kondusif dibanding sebelumnya.

Suara.com - Para penggemar Inggris berendam di air mancur publik sambil minum bir di kota Lille pada Kamis (16/6/2016) sore untuk merayakan kemenangan timnya atas Wales di Lens. Meski demikian suasana jauh lebih kondusif dibanding malam-malam sebelumnya. Hujan yang mengguyur juga membantu menurunkan tensi.

Sehari sebelumnya, polisi harus berurusan dengan kekerasan yang membuat Inggris dan Rusia terancam diskors dari turnamen, dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan para penggemar Inggris di Lille.

Fotografer Reuters melihat polisi menahan sekelompok penggemar yang berkelahi di Lille. Meski demikian, secara umum polisi tidak harus bekerja keras sambil memonitor lokasi yang menjadi titik kumpul pada beberapa hari terakhir, dan lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkelahi, bagi para penggemar.

"Ini baik-baik saja. Mereka hanya sangat bersemangat. Sepanjang hal itu tetap seperti itu, tidak masalah," kata seorang petugas polisi.

Pertandingan Grup B pada Kamis malam antara Inggris dan Wales di grup Piala Eropa 2016 disebut-sebut sebagai "Perang Britania." Setelah kekerasan di pelabuhan Mediterania di Marseille sebelum dan setelah Inggris bermain imbang 1-1 dengan Rusia pada Sabtu, UEFA memberi peringatan kepada Inggris bahwa tindak kekerasan para penggemarnya yang berulang dapat membuat tim itu dicoret.

UEFA juga memberi tahu Rusia bahwa negaranya akan didiskualifikasi jika kerusuhan penggemar kembali terjadi, ini termasuk serangan-serangan kepada para penggemar Inggris di stadion saat pertandingan berakhir.

Pada Rabu, 36 orang ditahan karena berbagai kasus serangan ketika Rusia kalah dari Rusia di Lille dan Inggris bersiap untuk menghadapi Wales, kata polisi.

"Mereka yang ditahan termasuk 13 orang Inggris," kata polisi.

Pada Kamis pagi polisi memeriksa para penggemar yang menggunakan kereta api dari Lille ke Lens untuk memastikan tidak seorang pun di antara mereka membawa alkohol. Pemeriksaan menyebabkan antrean panjang. Sekelompok besar polisi melakukan pemeriksaan serupa di bawah guyuran hujan saat kereta api itu 45 menit kemudian di Lens.

Martin Glenn, ketua eksekutif FA, meminta para penggemar Inggris untuk memperlihatkan "keramahan dan respek" ketika polisi telah sibuk sebelumnya dengan pencegahan serangan teroris.

Di tempat terpisah, polisi di Lyon di tenggara Prancis mengatakan dua penggemar mengalami luka tusuk di fan zone pada Rabu. Polisi mengatakan salah seorang penyerangnya mengenakan kaus sepak bola Albania. Prancis mengalahkan Albania dengan skor 2-0 pada pertandingan lain yang dimainkan Rabu.

Polisi Marseille mengatakan sekitar 20 penggemar Rusia telah dikeluarkan dari Prancis, termasuk Alexander Shprygin, pemimpin penggemar Rusia. (Antara/Reuters)