Prancis Ngebet Ingin Jajal Kekuatan Jerman

Syaiful Rachman
Prancis Ngebet Ingin Jajal Kekuatan Jerman
Pemain Prancis rayakan kemenangan atas Islandia [Reuters]

Singkirkan Islandia, Prancis akan menghadapi Jerman di semifinal.

Suara.com - Para pemain Prancis dengan cepat membelokkan fokus mereka kepada semifinal melawan Jerman pada Kamis mendatang, setelah menyingkirkan Islandia dengan kemenangan 5-2 di Piala Eropa 2016, Minggu.

Empat gol di babak pertama membantu Prancis melaju ke semifinal turnamen utama untuk pertama kalinya sejak 2006, dan mereka kini akan menghadapi juara dunia Jerman di Marseille pada Kamis.

"Kami menuju pekan terakhir dan saya sangat gembira terhadap hal itu," kata pelatih Didier Deschamps. "Jerman merupakan tim terbaik. Tidak ada keraguan tentang hal itu bahkan meski mereka menjalani beberapa masalah saat melawan Italia, yang menghentikan mereka bermain." "Namun kami berada di empat besar dan kami akan menuju ke sana untuk bermain melawan tim terbaik di dunia." Prancis akan berusaha mengalahkan sang juara dunia pada pertandingan kompetitif untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 1958, meski mereka pernah mengalahkan "Tim Panser" pada pertandingan persahabatan November silam pada malam yang dinodai serangan teroris di Paris.

Prancis akan berupaya membalas dendam terhadap kekalahan-kekalahan mereka di semifinal Piala Dunia 1982 dan 1986, dan yang terkini kekalahan 0-1 di perempat final pada Piala Dunia 2014 di Brazil.

"Kami memiliki ambisi untuk menang dan memulai pertandingan dengan baik, yang telah kami lakukan. Kami mampu untuk mencetak banyak gol yang bagus untuk kepercayaan diri," kata gelandang Dimitri Payet, yang mencetak gol ketiganya di turnamen ini.

"Kami kini menghadapi sang juara dunia dan tahu apa yang diharapkan. Kami perlu beristirahat dan menggunakan apa yang kami pelajari pada malam ini." Pemain terbaik pertandingan Minggu Olivier Giroud memuji penampilan tim, namun memperingatkan bahwa mereka tetap perlu memperbaiki penampilan di lini belakang saat melawan Jerman.

"Kami perlu untuk memangkas beberapa kesalahan kecil di pertahanan, karena saat melawan Jerman hal itu akan banyak merugikan kami," kata sang penyerang.

"Apakah kami percaya diri? Tidak. Mereka adalah juara dunia dan tim favorit, namun kami ingin menulis babak baru dalam sejarah sepak bola Prancis." Mantan pemain internasional Prancis David Ginola mengatakan mungkin tim Prancis akhirnya memperlihatkan kekuatan mereka yang sebenarnya.

"Bahkan jika itu bukan melawan Islandia, sejak awal saya merasa mereka berkonsentrasi dan saya dapat melihat perbedaan sikap dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Terdapat kematangan di tengah tim," ucapnya.

Bagi Islandia, kisah dongeng mereka telah berakhir, namun bahkan setelah lebih dari 80 menit para penggemar mereka, yang telah memenangi banyak teman sejak turnamen dimulai, masih dapat membakar semangat para pemainnya.

"Babak pertama begitu buruk namun pada babak kedua kami bermain lebih baik, kami memutuskan bahwa kami tidak boleh meninggalkan kompetisi seperti itu," kata kapten Islandia Aron Gunnarsson.

"Mengecewakan namun tetap sangat bangga, ini merupakan pengalaman luar biasa, ini adalah kerja keras yang banyak dan para penggemar begitu fantastis. Mereka tetap bernyanyi, ini luar biasa. Semua penggemar Prancis telah pergi, para penggemar Islandia bersorak seperti Anda memenangi kejuaraan." (Antara/Reuters)