Ditaklukkan Ronaldo dkk, Inikah Penyebab Kekalahan Prancis?

Ruben Setiawan
Ditaklukkan Ronaldo dkk, Inikah Penyebab Kekalahan Prancis?
Para pemain Prancis Dimitri Payet, Anthony Martial, dan Ngolo Kante usai timnya dikalahkan Portugal, (11/7). (Reuters)

Prancis baru tiga hari yang lalu merampungkan laga semifinal kontra Jerman.

Suara.com - Pelatih tim Prancis Didier Deschamps membantah dugaan bahwa timnya bermain di bawah tekanan saat berlaga melawan Portugal di laga final Euro 2016, Minggu (11/7/2016). Deschamps mengatakan, timnya bermain lepas, namun Portugal, katanya, lebih cerdas memainkan tempo.

"Saya tidak merasa ada tekanan lebih. Kami bermain tanpa rem," kata Deschamps dalam konferensi pers usai timnya dipencundangi Portugal 1-0.

"Namun Portugal amat baik dalam mengacaukan permainan lawan, mereka bertahan sebagai suatu kesatuan dan menyerang saat mereka bisa," katanya.

Deschamps mengatakan, faktor kebugaran pemain juga menjadi penyebab kekalahan. Namun ia enggan membeberkannya lantaran tidak mau dinilai menjadikan hal itu sebagai alasan kekalahan mereka.

Seperti diketahui, Prancis baru tiga hari yang lalu merampungkan laga semifinal kontra Jerman. Menurut Deschamps, para pemain Portugal lebih fit lantaran sudah beristirahat empat hari usai membungkam Wales 2-0 di semifinal 7 Juli lalu.

"Tentu kami mengeluarkan banyak energi saat melawan Jerman, namun jika saya mengatakan hal itu sepertinya saya mencari-cari alasan. Ada perbedaan besar antara masa pemulihan tiga dan empat hari," kata Deschamps.

Deschamps menyesali kesempatan yang disia-siakan timnya. Seperti diketahui, Prancis punya peluang bagus saat Andre Pierre Gignac hampir mencetak gol di akhir babak kedua. Sayang tendangannya hanya menghajar tiang gawang.

"Tentu saja emosi berlebih ini menjadi kekecewaan. Amat pahit dikalahkan di final seperti itu. Tapi kami harus menerima itu dan saya mengucapkan selamat kepada Portugal, juara baru," kata Deschamps.

Kendati gagal, Prancis boleh sedikit berbangga, karena pemain mereka, Antoine Griezmann dinobatkan sebagai peraih "Golden Boot" berkat prestasi 6 gol yang ia cetak, gol terbanyak di turnamen ini.

Meski juga menyiakan kesempatan mencetak gol, saat bolanya hanya melambung di atas gawang, Griezmann tetap mendapat pujian dari Deschamps. Bagi Deschamps, Griezmann punya potensi yang besar.

"Ia menghadapi seorang kiper yang melakukan banyak penyelamatan krusial. Itu tidak mudah baginya, kalah dalam final Liga Champions, namun ia tetap pemain muda yang ada di papan atas Eropa dan level klub. Ia penting. Mungkin ia tidak benar-benar sukses malam ini, tapi ia pemain papan atas," kata Deschamps. (Scoresway)