Gignac: Eder Membunuh Kami
"Kenyataannya Portugal menunggu kami berbuat salah," kata Gignac.
Suara.com - Tidur tidak nyenyak, makan pun tidak enak. Inilah kenyataan hidup yang saat ini dirasakan striker tim nasional Prancis, Andre-Pierre Gignac. Penyebabnya apalagi kalau bukan kegagalan Prancis jadi raja Eropa.
Terpahitnya lagi kenyataan itu terjadi di hadapan jutaan masyarakat Prancis. Mimpi mengulang sukses Piala Eropa 1984 saat jadi juara di rumah sendiri berubah jadi mimpi buruk saat tendangan mendatar Eder dari luar kotak penalti menjebol gawang Hugo Lloris di menit ke-109.
"Saya pikir kami tampil sangat kuat selama 90 menit," kilah striker yang kini bermain di klub Meksiko, Tigres UANL. "Kami tidak beruntung. Inilah sepakbola. Kenyataannya Portugal menunggu kami berbuat salah. Mereka membunuh kami di masa perpanjangan waktu. Ini mengerikan. Ini mimpi buruk. Ini benar-benar mengerikan."
Gignac yang baru diturunkan menit ke-78, menggantikan Olivier Giroud, sejatinya berpeluang membawa Les Bleus wujudkan ambisi samai koleksi trofi yang dimiliki Jerman dan Spanyol yang telah tiga kali memenangi Piala Eropa.
Ketika itu, tepatnya di menit ke-92, Gignac mendapat umpan tarik mendatar dari Patrice Evra dari sisi kiri. Striker berusia 30 tahun ini mengontrol bola umpan dengan baik. Dia pun sempat mengecoh bek Portugal, Pepe.
Sayang, tendangannya yang gagal diantisipasi penjaga gawang Portugal, Rui Patricio, masih diselamatkan tiang gawang. Gol Eder di masa perpanjangan waktu bertahan hingga peluit panjang dibunyikan dan membuat Portugal meraih trofi pertama Henri Delaunay-nya. (Soccerway)