Air Mata Sang Kiai atas Kematian Burungnya

Sejak kematian burungnya, sang kiai menjadi sering terlihat murung. Ia juga sering mengunci dirinya dalam kamar pribadi.

Jum'at, 10 Mei 2019 | 16:35 WIB
Air Mata Sang Kiai atas Kematian Burungnya
Ilustrasi burung beo [suara.com/Rere Violetta]

Suara.com - Ketika semasa hidup, banyak orang Islam yang terus berzikir, mengingat Allah, Tuhannya. Begitu pula ketika menjelang ajang, setiap Muslim yang ingin pergi secara husnul khatimah.

Namun kekinian, pemikiran seperti itu tampak luput atau disepelekan oleh banyak muslim. Untuk itulah, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama KH Munawar Kholil, menuturkan kisah alegori yang mengena, agar setiap Muslim terus berzikir sepanjang hidup.

Kisah tersebut, dituturkan Kiai Munawar Kholil dalam acara Safari Ramadhan Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu, Lampung, Kamis (9/5/2019). Kisah itu lantas dimuat dalam laman daring Nahdlatul Ulama, Jumat (10/5) hari ini.

Berikut kisahnya:

Seorang kiai memiliki seekor burung Beo yang sangat cerdas. Burung itu mampu menirukan berbagai macam suara termasuk mampu berkata-kata layaknya manusia.

Sang kiai pun melatih burung kesayangannya untuk mengucapkan kalimat tauhid Laa Ilaha Illallah.

Dalam waktu singkat burung kesayangannya ini mampu mengucapkan kalimat tauhid dengan fasih dan lancar.

Setiap hari pun sang burung terus mengucapkan kalimat tauhid dan menghiasi hari-hari kediaman sang kiai. Suasana semakin sejuk dan semakin menjadikan sang kiai tambah cinta kepada sang burung.

Namun, tiba-tiba suatu hari terdengar suara "keak… keak… keak!!" yang terdengar oleh sang kiai. Bergegas ia menuju sumber suara yang terdengar dari tempat biasa ia menempatkan burung Beo-nya setiap hari.

Alangkah kagetnya sang kiai, seekor kucing telah menerkam dan memakan burung kesayangannya sampai terdengar suara parau terakhir dari sang burung.

suara hati ramadan 1445 H
Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI