Sejarah Ketupat, Sunan Kalijaga hingga Jadi Hidangan Khas Lebaran Idul Fitri

Ketupat merupakan makanan tradisional yang dibuat dari beras. Nah, apakah kalian tahu sejarah ketupat sebenarnya hingga menjadi hidangan khas lebaran Idul Fitri?

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 28 Maret 2023 | 07:00 WIB
Sejarah Ketupat, Sunan Kalijaga hingga Jadi Hidangan Khas Lebaran Idul Fitri
Pedagang menunjukkan kulit ketupat jualannya di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Minggu (18/7/2021). [Suara.com/Alfian Winanto] - ilustrasi sejarah ketupat

Suara.com - Ketupat merupakan salah satu makanan khas Indonesia dan ini merupakan kuliner yang dilestarikan. Nah, apakah kalian tahu sejarah ketupat sebenarnya hingga menjadi hidangan khas lebaran Idul Fitri?

Makanan tradisional yang dibungkus daun kelapa ini biasanya menjadi salah satu sajian yang ada di meja makan saat lebaran atau upacara adat tertentu. Kalau kamu belum tahu sejarah ketupat itu seperti apa, simak penjelasan singkatnya di sini, diringkas dari sciencedirect

Sejarah Ketupat

Ketupat merupakan makanan tradisional yang dibuat dari beras, dibungkus dengan daun kelapa muda yang dianyam terlebih dahulu.

Beras yang sudah dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda atau dikenal dengan sebutan "Janur" dalam bahasa Jawa kemudian harus direbus terlebih dahulu. Prosesnya cukup lama, sekitar lima jam dan bisa lebih.

Beras yang digunakan untuk membuat ketupat bukan beras yang pada umumnya tetapi beras ketan. Sebelum dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa, beras juga harus sudah melalui proses perendaman dalam air selama kurang lebih 30 menit.

Bahkan sebelum daun kelapa muda dianyam, daunnya juga harus sudah direndam dulu di dalam air. Tujuannya supaya tidak mudah robek ketika dianyam.

Proses menganyam daun kelapa muda biasanya juga memakan waktu, sehingga orang-orang pada dewasa ini lebih suka membeli saja daripada membuat sendiri daun ketupat. Setelah ketupat matang, biasanya orang-orang akan menyantap ketupat bersama dengan lauk seperti kari ayam, rendang, dan sate. 

Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali Islam Jawa, pada abad ke-15, terutama di kabupaten Demak yang terletak di Jawa Tengah. Ketupat disajikan di hari pertama Idul Fitri setelah shalat ied, berdoa dan silaturahmi ke rumah saudara dan teman. 

Ketupat sangat erat kaitannya dengan tradisi perayaan dan pesta Idul Fitri. Hampir setiap rumah di jaman dulu akan sibuk menenun daun kelapa muda menjadi ketupat. Setelah ketupat dibuat, biasanya masyarakat akan berbagi dengan tetangga/keluarga/kerabat sebagai simbol kebersamaan. 

Ketupat tidak hanya tersebar di Jawa tetapi juga menjangkau seluruh Indonesia dan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Hal ini karena penyebaran agama Islam. Penyebaran Islam telah membawa serta salah satu tradisi budaya, yaitu menyajikan ketupat selama pesta Idul Fitri.

Ketupat melambangkan permintaan maaf dan berkah, sebagai simbol nafsu yang dibungkus oleh hati nurani. Artinya, manusia harus mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.

Demikian itu sejarah ketupat yang diperkenalkan Sunan Kalijaga sehingga menjadi hidangan khas ketika Idul Fitri.

Kontributor : Mutaya Saroh

suara hati ramadan 1445 H
Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

NEWS

TERKINI