Rusun TOD Mudahkan Pekerja Penghasilan Rendah Miliki Hunian Ideal

Kemenhub akan melakukan pembenahan terhadap sejumlah stasiun.

Selasa, 11 Desember 2018 | 08:49 WIB
Rusun TOD Mudahkan Pekerja Penghasilan Rendah Miliki Hunian Ideal
Groundbreaking Pembangunan Rusun Terintegrasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di 3 stasiun kereta, yaitu Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk, Selasa (10/12/2018). (Dok: PUPR)

Suara.com - Kehadiran rumah susun (Rusun) berbasis Transit Oriented Development (TOD), yang sebagian besar diperuntukan bagi para pekerja golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di wilayah perkotaan, memberikan nilai efisiensi sangat tinggi, karena lokasinya dekat dengan transportasi publik, khususnya kereta commuter yang melayani sistem metropolitan Jabodetabek.

"Ukurannya pun juga cukup ideal untuk hunian, yaitu tipe 32 dan tipe 70. Setiap tower-nya dialokasikan 25-30 persen untuk MBR. Adanya program pembangunan Rusun TOD akan meningkatkan capaian Program Satu Juta Rumah, dimana pada 2018 mencapai 1.041.323 unit," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, usai menghadiri Groundbreaking Pembangunan Rusun Terintegrasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di 3 stasiun kereta, yaitu Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk, Selasa (10/12/2018).

Turut hadir juga pada acara tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, dan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, yang melakukan penekanan tombol sirine pertanda dimulainya proses konstruksi rusun.

Salah satu Rusun Terintegrasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di 3 stasiun kereta, yaitu Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk. (Dok: PUPR)
Salah satu Rusun Terintegrasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di 3 stasiun kereta, yaitu Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk. (Dok: PUPR)

Pada kesempatan tersebut, Rini mengatakan, terlaksananya groundbreaking ini membuktikan adanya sinergi, bukan hanya antar BUMN, tetapi juga sinergi antar kementerian/lembaga.

"Kita berharap, masyarakat penghuni rusun ini, nantinya juga memanfaatkan transportasi publik untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, baik mobil atau motor, sehingga mengurangi kemacetan dan polusi udara," katanya.

Budi Karya Sumadi menambahkan, pembangunan TOD merupakan salah satu langkah konkrit untuk mengatasi persoalan transportasi di Jabodetabek. Menurut Menhub, kementeriannya juga akan melakukan pembenahan terhadap sejumlah stasiun. Ini tidak lepas dari upaya antisipatif terhadap terus bertambahnya penumpang kereta commuter.

Pembangunan Rusun TOD Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan dilakukan oleh Perum Perumnas di atas lahan seluas 24.626 m2, sebanyak 6 tower, dengan total hunian 3.632 unit. Pada tahap pertama dibangun 3 tower, yang terdiri dari 1.816 unit, terbagi menjadi 330 hunian subsidi dan 1.486 hunian non subsidi.

Kemudian, Rusun TOD Jurangmangu, Tangerang Selatan dibangun oleh PT. Hutama Karya (Persero) di atas lahan seluas 4,6 ha sebanyak 4.510 unit, yang juga terdiri atas 6 tower. Terakhir Rusun TOD Cisauk, Kabupaten Tangerang, dikerjakan oleh oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk sebanyak 2.641 unit, yang terbagi dalam 6 tower. Tahap pertama dibangun 832 unit, yang terbagi menjadi 300 unit hunian subsidi dan 532 unit hunian non subsidi.

Groundbreaking Pembangunan Rusun Terintegrasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di 3 stasiun kereta, yaitu Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk, Selasa (10/12/2018). (Dok: PUPR)
Groundbreaking Pembangunan Rusun Terintegrasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di 3 stasiun kereta, yaitu Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk, Selasa (10/12/2018). (Dok: PUPR)

Sebelumnya juga telah dibangun beberapa hunian rusun dengan konsep TOD, antara lain di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, dan Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat. Konsep hunian ini diharapkan terintegrasi dan dapat lebih banyak dikembangkan di kota-kota besar lainnya di Indonesia, sehingga dapat menurunkan angka backlog pemilikan dan penghunian rumah sekaligus meningkatkan kualitas hunian yang layak.

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, yaitu Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin, Staf Khusus Menteri PUPR, Rildo A. Anwar, Direktur Rumah Susun Ditjen penyediaan Perumahan, M. Hidayat, dan Kepala Biro Komunikasi Publik, Endra S. Atmawidjaja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI