Untuk Kuatkan Bangunan, PUPR akan Gunakan Teknologi Lapisan Ferosemen

Metode ini dinilai dapat mendukung kekuatan bangunan terhadap gempa.

Jum'at, 20 November 2020 | 19:10 WIB
Untuk Kuatkan Bangunan, PUPR akan Gunakan Teknologi Lapisan Ferosemen
Pembangunan rumah masyarakat. (Dok : PUPR)

Suara.com - Untuk pemenuhan kebutuhan terhadap rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi balutan lapisan ferosemen. Teknologi ini bertujuan untuk memperkuat bangunan.

“Penggunaan ferosemen ini akan kita implementasikan dalam Program Rumah Swadaya, terutama sebagai upaya untuk memperoleh hasil dari sisi struktur yang kuat, sehinggah rumah swadaya dapat memenuhi target-target SDGs (Sustainable Development Goals (SDGs), “ ujar Direktur Rumah Swadaya Dirjen Perumahan, Ir. K. M. Arsyad, M.Sc, saat membuka kegiatan secara daring via Zoom, beberapa waktu lalu.

Kegiatan “Pengenalan dan Praktek Teknologi Balutan Ferosemen” diselenggarakan di Provinsi Gorontalo selama 5 hari, dimulai Senin (16/11/2020) sampai Jumat (20/11/2020).

Pengenalan dan Praktik Teknologi Balutan Ferosemen” diselenggarakan di Provinsi Gorontalo, Senin (16/11/2020) sampai Jumat (20/11/2020). (Dok : PUPR)
Pengenalan dan Praktik Teknologi Balutan Ferosemen” diselenggarakan di Provinsi Gorontalo, Senin (16/11/2020) sampai Jumat (20/11/2020). (Dok : PUPR)

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) harus memenuhi persyaratan layak huni, terutama dari segi keselamatan bangunan, meminimalisir kerusakan bangunan, dan keselamatan penghuni terhadap dampak bencana gempa.

Menurut Arsyad, penggunaan ferosemen ini, selain sebagai bagian dari Program Direktorat Rumah Swadaya, juga sekaligus untuk memberikan pemenuhan komitmen terhadap tim World Bank, yang mana Direktorat Rumah Swadaya melakukan perubahan-perubahan dari sisi pengelolaan keselamatan dan monitoring progres BSPS.

Arsyad menyampaikan, target SDGs tidak hanya fokus pada struktur saja, tetapi juga akses mandi, cuci, kakus (MCK), akses air minum, dan kecukupan luas.

Teknologi balutan lapisan ferosemen, yang digagas oleh Ir. Teddy Boen ini merupakan metode perkuatan bangunan rumah berupa pemasangan kawat (wiremesh) sebagai lapisan perkuatan pada dinding pasangan bata untuk menambah kekuatan struktur dan mengurangi atau menghilangkan penggunaan tulangan baja.

Pembangunan rumah masyarakat. (Dok : PUPR)
Pembangunan rumah masyarakat. (Dok : PUPR)

Metode ini dinilai dapat mendukung kekuatan bangunan terhadap gempa, mudah dalam pemasangan, dan lebih efisien dalam hal biaya konstruksi.

Kepala Pelaksana PIU NAHP, Chandra Rudi Situmorang, ST, MT, di sela pembukaan acara menyampaikan, ferosemen menjadi salah satu indikator yang digunakan di dalam proses peningkatan kualitas konstruksi rumah sebagaimana yang sudah pihaknya sepakati dengan World Bank.

“Saat ini, kami sedang melaksanakan proses restrukturisasi alokasi pinjaman luar negeri untuk kegiatan National Affordable Housing Program (NAHP), untuk melaksanakan pengalihan dana dari komponen 1, yaitu BP2BT, ke komponen 2, yakni BSPS, serta ke depannya akan ada tambahan dana dari World Bank sebesar 90 juta dolar AS, yang akan kami gunakan sebagai penambahan alokasi BSPS yang sudah kita laksanakan sekarang,” terangnya.

Adapun peserta kegiatan ini berasal dari Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu, dalam hal ini PPK dan Kaur Teknis Rumah Swadaya dari seluruh provinsi di Indonesia.

Pada kesempatan itu, Kasubdit Pelaksanaan Bantuan Stimulan Direktorat Rumah Swadaya, Ir. Fitrah Nur, M.Si menyampaikan, pelaksanaan kegiatan pengenalan teknologi balutan ferosemen ini langsung dipraktikkan oleh para peserta kegiatan pada hari kedua, setelah penerimaan materi yang mengunjungi lokasi di Desa, Bendungan dan Desa Suka Damai,, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI