Dukung Ajang MotoGP, 915 Rumah Warga di NTB Dijadikan Homestay

Kegiatan ini menghabiskan Rp 62,22 miliar.

Senin, 18 Januari 2021 | 12:09 WIB
Dukung Ajang MotoGP, 915 Rumah Warga di NTB Dijadikan Homestay
Rumah warga dijadikan homestay di Mandalika. (Dok : PUPR)

Suara.com - Sebanyak 915 rumah tidak layak huni telah selesai dibedah untuk mendukung ajang MotoGP dan dapat digunakan sebagai homestay untuk menunjang pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan ini menghabiskan Rp 62,22 miliar.

Bedah rumah merupakan bagian dari Program Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta), yang dilaksanakan untuk mendukung pemulihan ekonomi di sektor pariwisata di masa pandemi, khususnya di Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika, Lombok.

"Kami telah menyelesaikan 915 RTLH menjadi rumah yang layak huni melalui Program Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) guna mendukung ajang MotoGP di NTB. Total anggaran pelaksanaan Program Sarhunta untuk 915 unit rumah sekitar Rp 62,22 miliar," ujar Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), KM Arsyad saat memberikan penjelasan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, di NTB beberapa waktu lalu.

Direktur Rumah Swadaya Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, KM Arsyad dan Menparekraf, Sandiaga Uno, di NTB. (Dok : PUPR)
Direktur Rumah Swadaya Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, KM Arsyad dan Menparekraf, Sandiaga Uno, di NTB. (Dok : PUPR)

Arsyad menerangkan, dari 915 rumah yang dibedah tersebut, sebanyak 817 unit dilaksanakn di Kabupaten Lombok Tengah. Adapun lokasi bedah rumah dilaksanakan di sepankang koridor masuk Kawasan Mandalika sebanyak 517 dan sekitar 300 unit rumah lainnya dibedah  untuk rumah singgah dan homestay, serta usaha lainnya guna mendukung pariwisata. Sisanya, sebanyak 98 unit dibangun di Kabupaten Lombok Utara.

Lebih lanjut, Arsyad menjelaskan, 300 rumah yang akan dijadikan homestay tersebar di beberapa lokasi, antara lain Kute, Grupuk, Sukadana dan Selong Balanak. Sisanya  sebanyak 98 tersebar di Kabupaten Lombok Utara dan Tiga Gili Tramena yakni Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

Arsyad  berharap, pemerintah daerah dan para penerima bantuan bedah rumah dan homestay dari Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR untuk dapat menjaga, mengelola dan memanfaatkan rumah tersebut dengan baik. Bangunan-bangunan tersebut memiliki desain yang unik dan memiliki karakter tradisional, namun memiliki fasilitas yang memadai untuk rumah singgah atau homestay bagi wisatawan.

“Kami berharap, melalui Program Sarhunta ini, selain rumah masyarakat menjadi lebih layak huni juga dapat mendukung fungsi pariwisata serta usaha lainnya, sehingga dapat memberikan keuntungan di daerah tujuan wisata," katanya.

Pada kegiatan tersebut, Arsyad dan Sandiaga juga meninjau sejumlah rumah warga di Desa Gerupuk, Lombok Tengah yang telah selesai. 

Sandiaga memberikan apresiasi kepada Kementerian PUPR yang telah mendesain rumah warga yang sederhana namun terlihat mewah, serta memiliki nuansa tradisional dan dapat menjadi alternatif penginapan bagi wisatawan.

“Konsep penginapan ini sangat baik, karena dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap namun dengan harga sewa yang terjangkau. Hal ini merupakan wujud nyata pembangunan infrastruktur yang berkeadilan karena masyarakat bersama pemerintah membangun rumah swadaya yang baik dan dapat menjadi tempat usaha bagi warga lokal,” terangnya.

Berikan Komentar >
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BISNIS

TERKINI