Outlander PHEV Belum Dijual di Indonesia, Ini Alasannya

Arsito Hidayatullah | Deni Yuliansari
Outlander PHEV Belum Dijual di Indonesia, Ini Alasannya
Mobil konsep Outlander PHEV yang dipamerkan PT KTB di ajang GIIAS 2015. [Suara.com/Deny Yuliansari]

Mobil Outlander hibrid ini disebut tidak perlu infrastruktur yang rumit.

Suara.com - Dalam gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) membawa serta kendaraan konsep Outlander PHEV. Namun, mobil berteknologi Twin Motor 4WD tipe plug-in Hybrid EV System dan 2.0 silinder DOHC-MIVEC Gasoline Engine ini hanya menjadi mobil konsep saja.

"Sebenarnya kendaraan ini sudah sangat siap masuk ke Indonesia. Namun ada hal yang membuatnya belum bisa dipasarkan di Indonesia," ungkap Executive General Manager PT KTB, Kosei Tamaki, saat ditemui di acara GIIAS, ICE BSD, Tangerang, Selasa (25/8/2015).

Kosei menyebutkan alasannya adalah bahwa Outlander hibrid ini tidak memiliki ban cadangan, sehingga tidak sesuai dengan regulasi homologasi kendaraan di Indonesia.

"Karena space untuk ban cadangan tersebut kami alihkan untuk tempat motor," jelasnya.

Kosei meyakinkan bahwa jika regulasi tersebut bisa menemukan jalan tengah, maka pihaknya siap memasarkan kendaraan hibrid ini.

"Karena Outlander hibrid ini tidak perlu infrastruktur yang rumit. Mobil ini bisa di-charge dengan cara plug-in ke sumber listrik di rumah," paparnya.

Sementara bahan bakar minyak yang ada pada Outlander ini, lanjut Kosei, berfungsi untuk mengisi kembali daya baterai.

"Kalau baterai full, bisa jalan 60 km. Tapi kalau dengan gasoline untuk mengisi baterai, mobil cukup untuk perjalanan 700 km. Baterainya bisa diisi full selama 7 jam," tuturnya pula.