Bersimpati, Pelatih Kawakan Ini Buka Pintu Kembali Tangani Rusia

Rizki Nurmansyah
Bersimpati, Pelatih Kawakan Ini Buka Pintu Kembali Tangani Rusia
Guus Hiddink (kanan) saat melatih tim nasional Rusia [AFP/Natalia Kolesnikova]

Rusia gagal lolos untuk kedua kalinya secara berturut-turut ke fase "knockout" Piala Eropa.

Suara.com - Pelatih kawakan asal Belanda, Guus Hiddink, membuka pintu kembali tangani tim nasional Rusia. Nama Hiddink jadi calon kuat pengisi kursi kepelatihan timnas Rusia usai ditinggalkan Leonid Slutsky.

Slutsky memutuskan meletakkan jabatannya usai gagal membawa Roman Shirokov dan kawan-kawan bersinar di Piala Eropa 2016. Rusia menjadi juru kunci Grup B di bawah Wales, Inggris, dan Slowakia dengan poin satu.

Poin itu didapat Rusia berkat hasil imbang 1-1 dengan Inggris, 11 Juni lalu. Sedangkan, saat melawan Slowakia dan Wales, tim berjuluk Beruang Merah ini takluk 1-2 dan 0-3.

Hasil itu membuat Rusia untuk kedua kalinya secara berturut-turut gagal lolos ke fase knockout setelah yang pertama di Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina.

"Jika saya bisa memberikan kontribusi, saya akan dengan senang hati melakukannya," kata Hiddink kepada media Belanda, NOS. "Rusia dalam situasi yang sangat rumit, tidak hanya di arena olahraga tetapi juga dalam hal citra mereka."

"Olahraga dapat membantu mereka, meskipun itu mungkin pikiran idealis saya, untuk memproyeksikan citra yang lebih baik untuk dunia," lanjut pria berusia 69 tahun ini.

Hiddink pernah empat tahun melatih timnas Rusia, yakni mulai dari tahun 2006 hingga 2010. Pria yang musim lalu menjadi pelatih sementara di Chelsea itu pernah membawa Rusia jadi semifinalis di Piala Eropa 2008 Austria-Swiss.

Hiddink lantas meletakkan jabatannya pada 30 Juni 2010--sesuai kontrak--setelah gagal membawa Rusia lolos ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. (Reuters)