IAIN Diharapkan Tetap "Istiqomah", Jangan Buru-buru Jadi UIN

Mahasiswa pun diminta terus belajar saja dengan benar dan tidak usah 'minder'.
Suara.com - Anggota Komisi VIII DPR RI, Hamka Haq, mengharapkan kalangan perguruan tinggi Islam harus setia dan istiqomah pada IAIN, dan jangan menjadi UIN. Pasalnya, berdasarkan pengalaman selama ini, yang telah berubah menjadi UIN maka fakultas-fakultas agamanya selalu menjadi anak tiri.
Hal itu ditegaskan Hamka Haq saat pertemuan dengan Rektor IAIN Pontianak, Hamka Siregar, di aula kampus tersebut, Selasa (3/5/2016) lalu. Dalam rangkaian kunjungan kerja yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay, ini hadir pula Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Kemenag, Anton Bactiar, sejumlah dosen, dekan, serta mahasiswa IAIN Pontianak.
Hal yang sama dikatakan Ketua Tim Kunker, Saleh P Daulay. Dikatakannya, kedatangannya ke kampus IAIN ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kampus perjuangan umat Islam ini ke depan dan proyeksinya seperti apa. Menurutnya, Rektor belum menjelaskan jumlah mahasiswa berapa, dosen berapa, profesor berapa, doktor berapa, tapi tahu-tahu ingin jadi UIN. Prosefornya juga baru satu, dan perubahan dari IAIN ke UIN ini baru.
Berdasarkan informasi, lanjut Saleh, kalangan mahasiswa juga ada kekhawatiran, akan ke mana setelah jadi UIN. Jangan-jangan nanti Fakultas Dakwah, Tarbiyah dan Syariah-nya ditutup. Karena menurutnya, pasti orang akan lebih senang masuk fakultas umum seperti Teknik, Kedokteran dan Fisip.
"Jadi tidak usah muluk-muluk mau berubah jadi UIN dan segala macam. Nanti kalau sudah kuat infrastrukturnya, dosen sudah cukup dan mahasiswa memang membutuhkan, itu kita persilakan," ujar Saleh menjelaskan.
Kepada Tim Komisi VIII, Rektor IAIN Pontianak, Hamka Siregar, mengeluhkan kecilnya anggaran yang dikucurkan, sehingga untuk membangun satu tower pun baru disetujui setelah puluhan tahun. Selain itu menurutnya, pembangunan IAIN selama ini hanya terpusat di Jawa; kalau tidak di Malang, Surabaya, Yogyakarta atau Bandung.
"Kami yang di luar Jawa ini selalu menjadi anak tiri. Tapi, mudah-mudahan yang dijanjikan anggota Komisi VIII menjadi angin segar, bahwa anggaran untuk IAIN Pontianak akan ditingkatkan," ungkap dia.
Kepada segenap mahasiswa, Saleh lantas berpesan untuk terus belajar saja dengan benar, dan tidak usah minder. Dijelaskannya bahwa orang yang berilmu mestinya akan bisa ditampung di mana saja. Jangan pula sampai ada kekhawatiran kalau belajar dakwah itu tidak bonafid.
"Nggak sama orang yang berilmu dan tidak berilmu. Dan orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya," kata Saleh sambil mengutip salah satu ayat Al Quran.
Ikut serta dalam kunker yang dipimpin Ketua Komisi VIII ini antara lain Itet Tridjajati Sumarijanto, M. Hasbi Assyidiki Jayabaya (dari F-PDIP), Wenny Haryanto dan Zulfadhli (F-PG), Ruskati Ali Baal (F-erindra), Dwi Astuti Wukandari dan Linda Megawati (F-PD), Bisri Romli dan Arzeti Bilbina Setiawan (F-PKB), M. Iqbal Romzi (F-PKS), KH Muslich ZA (F-PPP) dan Trimurny (F-Nasdem).