Anggota DPR Nilai Pemerintah Lalai Kendalikan Harga Daging

Siswanto | Dian Rosmala
Anggota DPR Nilai Pemerintah Lalai Kendalikan Harga Daging
Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan [DPR]

Sebetulnya rekayasa mafia sudah terendus pada 2015, kata anggota DPR.

Suara.com - Selama Ramadan, harga komoditas daging di pasaran rata-rata mencapai Rp120-150 ribu per kilogram. Harga yang masih jauh dari seruan Presiden Joko Widodo yaitu di bawah Rp80 ribu per kilogram. Intervensi pasar juga tak mampu menstabilkan harga. Pemerintah kemudian dinilai lalai menjaga kestabilan harga daging.

“Pemerintah telah lalai dalam menjaga kestabilan harga. Seharusnya lonjakan harga itu tidak akan terjadi kalau saja pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog mengantisipasinya lebih awal. Apalagi kondisi semacam ini terjadi setiap tahun," kata anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan.

Menurut politisi Partai Gerindra pemerintah tak belajar dari pengalaman tahun sebelumnya. Tahun 2015, masalahnya ada di rantai pasokan yang rawan terdistorsi oleh mafia daging. Kelompok inilah yang selalu menikmati keuntungan dari semrautnya rantai pasokan daging.

“Keuntungan mereka sekitar Rp8 triliun per tahun. Dengan untung besar itu, mereka bisa leluasa merekayasa harga daging, mulai dari produksi, distribusi, hingga ke konsumen,” kata Heri.

Lebih jauh, mantan Wakil Ketua Komisi VI mengatakan sebetulnya rekayasa mafia sudah terendus pada 2015. Modusnya, memainkan harga sapi di peternak dan menjual sapi betina hamil di pasar. Hal semacam ini mestinya sudah bisa diantisipasi lebih awal.

Heri mempertanyakan ke mana saja anggaran kedaulatan pangan disalurkan selama ini yang jumlah mencapai Rp70 triliun dalam APBN 2016.

Dengan anggaran sebesar itu, lanjut Heri, rantai pasokan daging bisa lebih berdaulat. Ditambahkannya, untuk menurunkan harga daging perlu aksi sistematis. Dimulai dari aspek produksi, rantai pasokan, hingga penegakan hukum yang kuat.

“Dalam konteks ini, koordinasi antara Kemendag, Kementan, Bulog, dan kepolisian sangat diperlukan dalam intensitas yang lebih tinggi,” kata dia.

Dalam jangka pendek, semua pihak, kata dia, tak boleh acuh dengan kenaikan harga daging ini. Politisi dari dapil Jabar IV kemudian menawarkan solusi konkrit.

Pertama, menjaga stabilitas pasokan dan mengamankan distribusi. Kedua, cegah peternak menjual sapinya ke lingkaran mafia. Ketiga, pastikan tidak menjual sapi dalam bentuk gelondongan. Keempat, operasi pasar hendaknya dengan produk daging yang lebih baik, bukan daging dingin yang kualitasnya rendah.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI