DPR Kutuk Teror di Tempat Ibadah, Apalagi Ngaku-ngaku Jihad

Menurut Ade teror sama bahayanya dengan kasus korupsi dan narkotika.
Suara.com - DPR mengutuk teror bom di Gereja Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa anak-anak. Setelah itu, teror di Vihara Budi Dharma di Singkawang, Kalimantan Barat, dengan cara melemparinya dengan bom molotov pada Senin (14/11/2016) dini hari.
"Yang pasti ini kejadian yang kesekian kali, DPR mengutuk keras peristiwa itu, orang yang tak berdosa kena akibatnya, terlebih-lebih korbannya anak-anak, saya mendengar tadi ada yang wafat satu orang. Anak-anak ini masa depan bangsa kita," ujar Ketua DPR Ade Komarudin di DPR.
Menurut Ade teror sama bahayanya dengan kasus korupsi dan narkotika. Tiga kejahatan ini merupakan musuh bersama bangsa ini.
"Narkoba, korupsi dan terorisme adalah musuh besar bangsa ini yang secara sistematis kekuatan bangsa harus diterapkan untuk memberantas itu," kata politikus Golkar.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon juga mengutuk teror tersebut, apalagi, dalih yang dibawa dalam pelakunya adalah jihad. Menurutnya tidak ada agama manapun yang mengajarkan untuk merugikan orang lain.
"Kita mengecam itu. Dan segera ungkap latar belakangnya, dan siapa orangnya. Karena orang seperti itu harusnya bisa kembali ke jalan yang benar," kata politikus Gerindra.
Pengeboman terhadap Gereja Oikumene terjadi Minggu (13/11/2016). Satu orang meninggal dan beberapa orang lainnya luka-luka. Dalam waktu yang berdekatan, Vihara Budi Dharma juga dilempari bom molotov. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.