DPR Terima Nyak Sandang, Penyumbang Pesawat Pertama RI

Fabiola Febrinastri
DPR Terima Nyak Sandang, Penyumbang Pesawat Pertama RI
Bamsoet, saat menerima Nyak Sandang, di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, Kamis (5/4/2018). (Sumber: Istimewa)

Sejatinya, DNA bangsa Indonesia adalah kegotongroyongan.

Suara.com - Ketua DPR R,  Bambang Soesatyo (Bamsoet), merasa terhormat menerima kehadiran Nyak Sandang, salah satu tokoh Aceh yang menyumbang pembelian pesawat pertama RI, Seulawah RI-001. Di usianya yang ke-91 tahun, Nyak Sandang masih terlihat sehat dan mampu mengingat berbagai kisah perjuangannya di masa lampau.

"Saya memberikan hormat yang sebesar-besarnya kepada Nyak Sandang. Kehadiran beliau menjadi momen penting bagi DPR RI, agar bisa belajar banyak dari keteladanannya dalam berkorban untuk bangsa dan negara. Bayangkan, di masa sulit awal kemerdekaan, beliau dan masyarakat Aceh lainnya telah rela menyumbang untuk negara," ujar Bamsoet, saat menerima Nyak Sandang, di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Datang menemani Nyak Sandang, politikus asal Aceh, Nasir Djamil (Fraksi PKS) dan Muslim Ayub (Fraksi PAN). Hadir pula anggota Fraksi Golkar, Muhkhamad Misbakun, anggota Fraksi Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, dan anggota Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu.

Nyak Sandang sendiri baru saja melakukan operasi katarak di RSPAD.

Bamsoet terlihat serius menyimak kisah Nyak Sandang. Bagi Bamsoet, kisah tersebut meneguhkan bahwa sejak dulu kala, masyarakat Indonesia kental dengan sikap gotong royong dan cinta Tanah Air.

"Sebagai generasi yang menikmati kemerdekaan, kita harusnya malu dan introspeksi diri. Jika dahulu para leluhur dan orang tua mau berjuang, bahkan sampai patungan membeli pesawat, kenapa sekarang kita malah sibuk bertengkar antar sesama anak bangsa? Sejatinya, DNA bangsa Indonesia adalah kegotongroyongan. Ini yang jangan sampai hilang," ujar Bamsoet.

Politisi Partai Golkar ini mengungkapkan, masih ada dua keinginan Nyak Sandang lainnya yang belum tercapai. Pertama, menunaikan ibadah haji bersama keluarga. Kedua mendirikan masjid di kampung halamannya, di Lamno, Aceh Jaya.

"Saat bertemu Presiden Jokowi, Nyak Sandang menyampaikan tiga permintaan. Operasi katarak sudah dilakukan. Dua lainnya yaitu mendirikan masjid di kampung halamannya serta menunaikan ibadah haji masih dalam proses. Saya berjanji kepada Nyak Sandang akan mengkomunikasikan kembali permintaan beliau kepada Presiden Jokowi," ujar Bamsoet.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI