DPR Minta Kementerian Terkait Samakan Data Pangan

Fabiola Febrinastri
DPR Minta Kementerian Terkait Samakan Data Pangan
Ilustrasi beras atau nasi. (Shutterstock)

Kementerian Pertanian menunjukkan, saat ini stok beras surplus.

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan, minta permasalahan perbedaan data pangan yang dimiliki berbagai pemangku kepentingan di pemerintahan segera disudahi. Menurutnya, hal ini harus segera diatasi agar terdapat acuan yang tepat dan sama dalam mengambil suatu kebijakan terkait stok dan kebutuhan pangan.

Hal ini dikatakan Taufik, menyusul rencana impor 500 ribu ton beras yang akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dalam waktu dekat ini. Padahal sebelumnya, pemerintah sudah mengimpor beras 500 ribu ton pada Januari 2018.

Di sisi lain, data dari Kementerian Pertanian menunjukkan, saat ini stok beras surplus. Bahkan komoditas beras premium dan jagung diklaim telah diekspor.

“Ini menjadi pertanyaan besar. Kementan mengakui stok beras surplus, tapi Kemendag bilangnya kurang, jadi perlu impor. Perbedaan data ini harus disinkronkan, jangan ada perbedaan data lagi. Kalau memang stok beras surplus, seharusnya tak perlu impor,” tegas Taufik, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Ia mendorong transparansi data pangan nasional untuk dibuka dan disinkronkan. Jangan seolah ada perang data antar institusi di internal pemerintah, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, hingga Perum Bulog.

“Data dari internal pemerintah sebaiknya disinkronkan dulu. Jangan karena perbedaan data, tiba-tiba langsung ambil kebijakan impor. Kalau stok surplus, pakai stok yang ada, dan serap gabah dari petani kita. Kalau selalu impor, yang kasihan juga petani. Harga gabah juga akan terus turun, sehingga kesejahteraan petani juga tidak tercapai,” tandas politisi PAN itu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Perum Bulog menyatakan stok komoditas strategis pangan, khususnya beras terbilang cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2018.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso, Jumat (11/5/2018) menjelaskan, stok beras saat ini 1,2 juta ton, yang terdiri atas 1,050 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) dan sisanya beras untuk komersial Bulog.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menyebutkan, pemerintah akan kembali membuka keran impor beras 500 ribu ton. Kementerian Perdagangan pun memberikan batas impor kepada Perum Bulog sepanjang April-Juli 2018.

Izin impor beras tahap kedua, kata Oke, dikeluarkan saat rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Perekonomian.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI