DPR: Masyarakat Sepatutnya Tanggalkan Stigma Sekolah Favorit

Pebriansyah Ariefana | Dian Kusumo Hapsari
DPR: Masyarakat Sepatutnya Tanggalkan Stigma Sekolah Favorit
Anggota Komisi X DPR RI Lathifah Sohib. (Dok : DPR).

Lathifah menilai bahwa kegiatan curang seperti ini akan berimbas tidak baik untuk anak-anak mereka di masa depan.

Suara.com - Anggota Komisi X DPR RI Lathifah Sohib mendorong masyarakat untuk saling mendorong membantu Pemerintah menghilangkan stigma sekolah favorit.

Ia tidak bisa menyalahkan masyarakat yang memiliki harapan agar anaknya dapat masuk ke sekolah favorit, karena menurutnya hal tersebut adalah sisa-sisa stigma lama yang berusaha diruntuhkan oleh pemerintahan sekarang.

Hal ini disampaikannya untuk menyasar kepada banyaknya dugaan kuat yang muncul bahwa marak terjadi fenomena Kartu Keluarga (KK) titipan, sehingga anak warga asli di zonasi tersebut gagal masuk zona sekolah dekat rumah mereka. Lathifah menilai bahwa kegiatan curang seperti ini akan berimbas tidak baik untuk anak-anak mereka di masa depan.

“Sebetulnya ini membuat masyarakat tidak jujur, karena mereka ingin mendapatkan sekolah favorit jadi berupaya dengan menitipkan nama anaknya memindahkan kepada KK orang lain. Ini pendidikan yang kurang baik untuk anak-anak, karena mereka sedari kecil sudah diajari untuk tidak jujur. Menurut saya ini merupakan preseden yang kurang baik,” kata Lathifah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Baca Juga: Ketua DPR Berharap, Makin Banyak Perusahaan Nasional Go Public

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mendorong kepada setiap orang tua murid untuk menghindari cara-cara tidak jujur dan lebih bersikap realistis dalam rangka mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah baru.

Menurutnya dalam program sistem zonasi yang saat ini dilangsungkan Pemerintah, seharusnya seluruh orang tua murid bisa menanggalkan stigma mengenai sekolah favorit itu sendiri.

“Sekarang Pemerintah sedang berupaya agar masyrakat mendapatkan layanan pendidikan yang merata dengan mengurangi kastanisasi pendidikan dan ini memang masih proses, mari kita awasi. Selama 3 tahun ini harapannya nanti ke depan masyarakat sudah tidak fokus lagi untuk mencari sekolah favorit, karena kualitas sekolah ke depan semakin merata,” ujar politisi dapil Jawa Timur V itu.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI