Komisi VIII Minta Menag Setop Keluarkan Pernyataan Kontraproduktif

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
Komisi VIII Minta Menag Setop Keluarkan Pernyataan Kontraproduktif
Anggota Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis. (Dok : DPR).

Setiap agama punya ciri khas masing-masing dan biarlah agama ada dalam hati masing-masing manusia.

Suara.com - Anggota Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis minta Menteri Agama (Menag) Fachrul Rozi untuk berhenti mengeluarkan pernyataan yang kontraproduktif, sekaligus memintanya untuk fokus membangun Kementerian Agama, khususnya membangun kerukunan antar umat baik di dalam internal agama tersebut, maupun umat dalam ekternal agama.

“Setelah melihat visi presiden lewat Menag dan visi Menag itu sendiri, di mana bangsa kita perlu menguatnya kerukunan beragama yang ditandai dengan meningkatnya indeks kerukunann beragama. Akan tetapi akhir-akhir ini, kami melihat dan mendengar statemen Menag yang membuat publik bingung dan resah,” terang Iskan, saat Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama beserta jajarannya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Hal itu, lanjut Iskan,  jelas bertentangan sekali dengan strategi pemerintah yang ingin menciptakan kerukunan umat beragama. “Oleh karenanya, kami meminta Menag mensetop statemen yang kontraproduktif. Menag seharusnya fokus membangun Kemenag khususnya mebangun kerukunan di dalam internal agama dan eksternal agama,” tegas Iskan

Dalam raker yang dipimpin oleh Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto tersebut, Iskan mengingatkan agar pemerintah tidak boleh masuk terlalu dalam permasalahan internal agama. Menurutnya, setiap agama punya ciri khas masing-masing dan biarlah agama ada dalam hati masing-masing manusia.

Baca Juga: Wishnutama Hadiri Raker Perdana dengan Komisi X DPR

“Kita bisa melihat negara demokrasi, dimana Negara tidak langsung masuk dalam penafsiran agama. Biarlah penafsiran itu beragam, karena keragaman itu tanda adanya kerukunan umat beragama,” ujar politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Komisi VIII DPR RI lainnya, Maman Imanulhaq misalnya. Maman mengungkapkan hasil penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) soal celana cingkrang, berdasarkan penelitian tersebut, radikalisme tidak ada kaitannya dengan celana cingkrang.

Jikapun ada itu hanya kebetulan, dan dilakukan oleh satu-dua orang oknum saja. Pada kesempatan itu Politisi Fraksi PKB ini meminta Fachrul Rozi untuk memperbaiki cara berkomunikasi dengan publik.

"Saya minta, cara komunikasi publik itu diperbaiki, jangan demokrasi ini diisi oleh kegaduhan," tegas Maman.

Baca Juga: Menag Fachrul Razi di DPR: Cadar Tak Boleh Berkembang karena Alasan Takwa


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI