Puan Maharani Ingatkan Pentingnya Gotong-Royong Hadapi Berbagai Persoalan
Sejak 1889, para pendiri IPU, William Randal Cremer dan Frederic Passy, sudah menyadari pentingnya dialog dan kerja bersama antarnegara.
Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani terus menyuarakan pentingnya kerja sama, bergotong- royong dalam menghadapi berbagai persoalan saat ini. Persoalan kemanusiaan, ekonomi, lingkungan, hingga pandemi Covid-19, diyakininya hanya bisa dihadapi dengan cara bergotong royong.
Hal itu disampaikan Puan, saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku Inter-Parliamentary Union (IPU), yang digelar untuk memperingati Hari Jadi IPU ke-130, Jakarta, Kamis (8/10/ 2020).
“Dengan gotong royong global, kita akan memiliki energi besar untuk menghadapi pandemi Covid-19,” kata Puan.
“Sebelum Covid-19, kita sebagai masyarakat dunia juga sudah menghadapi tantangan-tantangan lain seperti perubahan iklim, menipisnya ketersediaan sumber daya alam dunia, perang dagang atau ekonomi, dan banyak lagi,” sambung perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI tersebut.
Baca Juga: Massa Buruh Datang Lagi, Polisi Pasang Barikade di Sekitar Gedung DPR
Berbagai tantangan global itu, kata Puan, menunjukkan seluruh negara benar-benar sedang menguji kekuatan tali persahabatan antarnegara. Persoalan-persoalan yang dihadapi dunia saat ini, dampaknya dirasakan lintas negara dan perlu diselesaikan bersama-sama oleh semua masyarakat dunia.
“Kita harus sadar bahwa tidak ada negara yang akan bisa menang di dunia dengan cara menyendiri,” ungkap Puan.
“Contoh, walaupun Indonesia terus bekerja keras mengatasi Pandemi Covid-19 di dalam negeri, tetapi selama masih ada negara lain yang kesulitan mengatasinya maka Indonesia tidak akan pernah benar-benar aman dari virus corona,” ucap Puan melanjutkan.
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, contoh lain pentingnya gotong royong skala global adalah terkait pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yang sejak awal sudah ditetapkan sebagai target untuk masyarakat, dan untuk Bumi.
“Ini sejalan dengan sebuah istilah dalam budaya Jawa di Indonesia, yaitu mukti siji, mukti kabeh, yang artinya kurang lebih makmur satu, makmur semua,” ungkap Puan.
Baca Juga: Situs Resmi Parlemen Diretas, Sekjen DPR Bereaksi
Acara yang dihadiri Presiden Inter-Parliamentary Union, Gabriela Cuevas, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, serta pimpinan dan anggota BKSAP DPR-RI itu, Puan mengungkapkan bahwa IPU sebagai organisasi pionir dan visioner. Sejak 1889, para pendiri IPU, William Randal Cremer dan Frederic Passy, sudah menyadari pentingnya dialog dan kerja bersama antarnegara.
“Waktu itu belum terbayang akan ada yang namanya LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), IPU-lah salah satu yang membuka jalaN, IPU membuka mata dunia bahwa organisasi multilateral dapat dan perlu didirikan jika kita ingin mencapai tujuan bersama di tingkat global,” ujarnya.
Puan menegaskan, dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdapat amanah agar Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaa, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
“Bahkan Presiden Pertama Indonesia, Sukarno sejak tahun 1945 sudah mengutarakan bahwa “Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa’” tutur Puan.