Bom di Katedral Makassar, Azis Syamsuddin: Stop Posting Peristiwa di Medsos
"Memposting gambar-gambar ke jejaring media sosial adalah bagian dari upaya pelemahan dan menggangu psikologi khususnya keluarga korban," kata Azis.
Suara.com - Wakil Ketua DPR RI M. Azis Syamsuddin mengimbau masyarakat untuk tidak mengunggah video insiden ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, pun demikian dengan gambar jasad pelaku. Menurutnya, hal tersebut merupakan upaya pelemahan dan menganggu psikologi keluarga korban.
Terkait insiden itu, Azis menyebut pesan ancaman yang sebelumnya diterima oleh aparat kepolisian setelah penangkapan 22 terduga teroris di Jawa Timur 18 Maret lalu, terbukti.
Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Minggu (28/3) pagi.
Di lokasi ledakan bom bunuh diri, ditemukan potongan tubuh dengan kondisi mengenaskan, badannya hancur beserta sepeda motor yang dikendarainya. Kasus ini sedang ditangani aparat kepolisian, jalan di sekitar lokasi kejadian ditutup police line.
Baca Juga: Fraksi PAN DPR Yakin Polisi Segera Ungkap Pelaku Bom Bunuh Diri
"Ancaman teror sebenarnya telah beredar dan diterima aparat pascapenangkapan 22 terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di wilayah Jawa Timur, 18 Maret lalu. Sasaran ternyata beralih ke Makassar. Kita semua, prihatin dan menyesalkan peristiwa ini terjadi," papar Azis Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/3/2021).
Azis menduga ada upaya pengalihan aksi dan target jika dicermati dari tragedi dugaan bom bunuh diri di Gereja Katedral tersebut.
"Jika ini benar dilakukan jaringan JI, maka muncul spekulasi ada pergeseran dan pergerakan para terduga teroris setelah penangkapan di Jawa Timur. Skemanya berubah, waspada!" ungkapnya.
Azis juga mengisyaratkan ada sel-sel baru terorisme yang sudah bergerak ke berbagai daerah dari Jawa Timur. Dugaan tersebut merujuk dari dua peristiwa yang saling berkaitan.
"Skemanya sudah matang. Jika kita melihat kronologi rentetan peristiwa ini. DPR meminta Densus segera bergerak. Karena dikawatirkan akan ada aksi serupa yang disiapkan pada lokasi yang berbeda," ungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri, Anggota DPR: Mari Bersatu Melawan Para Pelaku Teror
Ia berharap masyarkat untuk tenang khususnya di lokasi kejadian dan meminta warga agar tidak memposting gambar-gambar ledakan ini.
"Aparat sedang bergerak. Serahkan prosesnya kepada penegak hukum. Jangan pula posting gambar-gambar atau video ledakan apalagi jasad korban ledakan. Memposting gambar-gambar ke jejaring media sosial adalah bagian dari upaya pelemahan dan menggangu psikologi khususnya keluarga korban," tegasnya.
Terakhir, Azis memastikan aksi pengeboman merupakan rencana hitam yang tidak menyukai kondisi dan situasi daerah, khususnya situasi nasional tenang dan aman.
"Usut tuntas. Bongkar jaringan ini. Saya yakin Densus 88 Anti Teror mampu bekerja dengan baik. Sekali lagi mohon kiranya untuk bijak di media sosial. Ini adalah duka kita bersama, jaga jarimu, jaga ruang komunikasi digital kita dengan bijak," pungkas Azis.
Lebih jauh disebutkan, sebelumnya Polisi menerima pesan teror berantai melalui aplikasi percakapan WhatsApp, usai menangkap 22 orang terduga teroris di sejumlah daerah di Jawa Timur.