Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2022 Semakin Kuat
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan dengan asesmen lembaga internasional.
Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu), ri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 sebesar 5,2-5,8 persen. Angka ini mencerminkan optimisme arah pemulihan ekonomi dan juga potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi dari reformasi strukrutal, meski secara realistis juga mencerminkan risiko ketidakpastian yang masih tinggi.
Optimisme pemerintah ini didasarkan pada tren pemulihan ekonomi yang semakin kuat. Berbagai leading indicator terus mengalami peningkatan. Indeks keyakinan konsumen sudah pada level optimis (di atas 100). Indeks penjualan ritel terus meningkat. PMI manufaktur terus mencatat ekspansi dalam enam bulan berturut-turut. Konsumsi listrik industri dan bisnis terus membaik dan telah tumbuh positif.
Hal tersebut disampaikan Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna dengan agenda mendengarkan tangggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi-Fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (31/5/2021). Sebelumnya, sembilan Fraksi DPR RI telah menyampaikan pandangannya atas KEM-PPKF yang diajukan pemerintah pada Rapat Paripurna, Kamis (27/5/2021) lalu.
"Momentum pemulihan ekonomi tersebut diharapkan akan terus berlanjut di tahun 2022. Upaya penanganan pandemi dan vaksinasi massal diharapkan dapat mengendalikan laju penambahan kasus positif Covid-19 dan mempercepat terwujudnya herd immunity di Triwulan I 2022. Dengan demikian, aktivitas sosial ekonomi diharapkan akan terus mengalami normalisasi ke level sebelum pandemi," papar Sri Mulyani.
Baca Juga: 2 Menteri dan Bos BI Kena Sentil DPR soal Amburadulnya Program Subsidi
Proyeksi pemerintah tentang pertumbuhan ekonomi ini dinilai cukup sejalan dengan asesmen yang dilakukan berbagai lembaga internasional terhadap perekonomian Indonesia yang masih bervariasi dalam rentang 4,3-4,9 persen untuk outlook pertumbuhan ekonomi 2021 dan 5,0-5,8 persen untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022. Meski pemerintah optimis dengan proyeksi pemulihan pertumbuhan ekonomi tersebut, di sisi lain, pemerintah juga sepakat dengan pandangan anggota dewan terkait perlunya mengantisipasi potensi risiko yang mungkin terjadi seiring pertumbuhan ekonomi domestik dan global.
“Pemerintah sependapat bahwa risiko-risiko ini harus dimitigasi dengan berbagai langkah kebijakan yang antisipatif. Dalam jangka pendek, langkah utama mengantisipasi risiko global tentunya adalah memastikan penanganan pandemi dan pelaksanaan vaksinasi berjalan efektif, serta pemulihan ekonomi dapat berlangsung cepat," tambahnya.
Selain itu, terkait asumsi laju inflasi dalam KEM-PPKF tahun anggaran 2022 pada kisaran 2,0-4,0 persen, Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan otoritas moneter, Bank Indonesia, untuk merumuskan bauran kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil yang tepat dalam menjaga laju inflasi nasional pada level yang rendah dan stabil.
"Strategi 4K dalam pengendalian laju inflasi nasional terus dilakukan. Ini mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi masyarakat. Keseluruhan strategi ini tetap diletakkan dalam konteks percepatan pemulihan aktivitas ekonomi yang sedang berlangsung," ujarnya.
Baca Juga: Jelang 1,5 Bulan Pelaksanaan Ibadah Haji, Kuota Masih Dipertanyakan?