Saleh Daulay: Pemerintah Sudah Maksimal Bangkitkan Indonesia dari Resesi

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Saleh Daulay: Pemerintah Sudah Maksimal Bangkitkan Indonesia dari Resesi
Anggota DPR RI, Saleh Partaonan Daulay. (Dok: DPR)

Namun gelombang PHK memang sulit diantisipasi.

Suara.com - Anggota DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menilai dalam rangka memulihkan ekonomi, pemerintah sudah bekerja cukup maksimal. Dimana, beberapa bulan yang lalu, ekonomi Indonesia sempat mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah dan menyentuh lebih rendah minus 5 persen.

Dalam siaran persnya, baru-baru ini, Saleh menerangkan, di tengah pandemi Covid-19, resesi seperti ini tentu tidak mudah dihadapi. Perlu kerja keras dan keseriusan semua pihak untuk bertahan dan berupaya menaikkan kembali perekonomian nasional.

"Di titik ini, saya kira pemerintah bekerja maksimal. Buktinya, ekonomi bisa tumbuh positif. Tingkat pertumbuhannya sangat baik. Bahkan, sekarang sudah mendekati 5 persen. Itu artinya, kita sudah tidak resesi lagi. Tinggal bagaimana bisa mempertahankan dan meningkatkan yang ada saat ini,” kata Saleh.

Namun demikian, harus diakui bahwa pemerintah belum mampu mengantisipasi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ada puluhan juta pekerja yang terpaksa di-PHK dan dirumahkan, ini menurut Saleh harus menjadi perhatian. Mereka yang terdampak ini harus dipikirkan agar kembali bisa bekerja dan bisa menghidupi keluarganya.

Baca Juga: Dua Tahun Jokowi-Maruf, Saleh Daulay Apresiasi Kesigapan Pemerintah Tangani Pandemi

“Karena itu, kita harus terus mendukung program bantuan subsidi, bantuan sosial, dan pelatihan-pelatihan kerja yang dilakukan pemerintah. Dengan begitu, masyarakat tetap memiliki daya beli. Di basis terendah di pedesaan, daya beli sangat berpengaruh untuk mendorong stabilitas ekonomi. Dengan bantuan langsung tunai menjadi sangat penting saat ini,” ujarnya.

Selain itu, Saleh meminta pemerintah memperbanyak program padat karya yang diyakini akan mampu menaikkan penghasilan masyarakat. Program seperti ini juga sekaligus dapat dipergunakan untuk memberikan pekerjaan sementara bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaannya.

Di lain pihak, Saleh mendorong pemerintah untuk membantu para petani dan nelayan agar tetap produktif di masa pandemi ini.

“Meskipun ada kesulitan ekonomi, namun mereka tetap bisa bertahan. Sebagai negara agraris, sektor pertanian dan perikanan harus dijadikan sebagai garda terdepan untuk melindungi kepentingan nasional,” imbuhnya.

Kemudian, dari segi pendidikan, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI ini mencatat, selama pandemi Covid-19, sektor pendidikan dinilai paling tertinggal. Pasalnya, pendidikan jarak jauh yang diterapkan tidak dapat berjalan maksimal. Kualitas pendidikan kita merosot tajam. 

Baca Juga: Keuangan Sudah Berdarah, Garuda Indonesia Terancam Ditutup

"Tidak ada inovasi dan kreasi dalam dunia pendidikan. Padahal, menterinya sangat paham IT. Faktanya, tidak kelihatan gebrakan dalam bidang tersebut. Yang ada, para siswa, wali murid, dan pendidik jenuh. Pembelajaran sangat monoton. Banyak di antara siswa yang belajar sambil main game,” jelasnya. 

Kalaupun ada PTM saat ini, sambung Saleh, tetapi tetap belum maksimal. Pembatasan yang ada, tetap menyisakan berbagai persoalan di sekolah.

“Seharusnya, ini yang diatasi pemerintah. Termasuk bagaimana agar dilakukan testing secara berkala bagi siswa dan pengajar. Dengan begitu, semua yang mengikuti PTM diyakini sehat. Agar tidak membebani sekolah dan orang tua murid, testing tersebut hendaklah dibebankan pada APBN,” tutupnya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI