Halaqoh Kebangsaan di Jateng, Gus Muhaimin Ingatkan Peran Besar Kiai-Nyai NU bagi NKRI
NU sejak dulu menjadi kekuatan besar andalan Indonesia dalam menumpas penjajah.
Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengingatkan peran besar Nahdlatul Ulama (NU) dalam memperjuangkan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak pra kemerdekaan hingga saat ini. Menurutnya, NU sejak dulu menjadi kekuatan besar andalan Indonesia dalam menumpas penjajah.
Hal itu dia sampaikan saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan, Silaturrahim Ibu Nyai se-Jawa Tengah bersama Gus Muhaimin Iskandar di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (12/3/2022).
“Alhamdulillah, NU patut kita syukuri selalu tampil sebagai kekuatan dan selalu tampil dan sanggup menghadapi berbagai tantangan zaman. Inggris, Belanda, Jepang bisa dihadapi,” terangnya.
Zaman penjajah dahulu, tutur Gus Muhaimin, adalah masa-masa yang sulit bagi pondok pesantren untuk terus berkiprah mengibarkan panji-panji kemerdekaan Indonesia. Namun berkat kegigihan para kiai dan juga ibu nyai, Indonesia mampu berdiri tegak dan meraih kemerdekaannya pada 1945.
Baca Juga: Aktivis Muda NU Sebut Langkah Densus 88 Tembak Mati Teroris di Sukoharjo Sudah Tepat, Ini Alasannya
"Kita ingat saat menghadapi Jepang yang sangat represif, para kiai dan nyai selalu mampu melakukan ikhtiar yang tepat akhirnya bersama Bung Karno mampu memimpin dan memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945," ujarnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, NU juga mampu melewati zaman orde lama, orde baru, hingga reformasi. Bahkan di bawah kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), NU mampu memimpin demokrasi dan melahirkan reformasi.
Gus Muhaimin berkisah, saat Orde Baru berkuasa kekangan terhadap demokrasi begitu kental terasa. Partai politik pun dikebiri dan dikendalikan penuh oleh Orde Baru. Namun berkat kegigihan Gus Dur, demokrasi yang mulanya asing di Indonesia berubah menjadi sistem ketatanegaraan yang manfaatnya dirasakan hingga saat ini.
"Dulu saat Orde Baru demokrasi tidak dikenal di Indonesia, namun di bawah kepemimpinan KH. Abdurrahman Wahid mampu memimpin demokrasi dan melahirkan era reformasi hingga bisa kita nikmati sampai saat ini," tutur Gus Muhaimin.
Saat Ini, lanjut Gus Muhaimin, NU sebagai kekuatan Islam terbesar juga trengginas menjadi benteng Indonesia yang didera ragam kesulitan akibat pandemi Covid-19, baik krisis yang mengancam resesi ekonomi melanda, krisis kesehatan, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi.
Baca Juga: Ada Percobaan Pembunuhan Kiai di Indramayu, Nahdlatul Ulama Minta Nahdliyin Lakukan Ini
"Contohnya saat awal-awal pelaksanaan vaksinasi yang lalu tidak akan sukses kalu tidak didukung kiai-kiai dan nyai-nyai, terutama NU. Karena begitu masuk debat tentang vaksin halal dan haram itu panjang. Kalau debat terus (sampai berimbas pada) masa kadaluwarsa vaksin, maka habis (vaksinasi gagal)," ujar Gus Muhaimin.
Karena itu, Gus Muhaimin menegaskan, peran kiai-kiai dan ibu-ibu nyai terutama keluarga besar NU begitu besar bagi Indonesia dari segara aspek. Dalam kontes vaksinasi, Indonesia sukses menjadi negara keempat yang paling cepat melakukan vaksinasi yang salah satunya berkat peran besar para kiai dan nyai NU.
"Ini karena dukungan umat Islam, kiai-kiai NU. Begitu juga dalam konteks teknologi, kesenjangan, kerusuhan sampai konflik hanya umat Islam yang bisa meredakan. Dan terbukti pesantren, ulama-ulama kita adalah kekuatan yang bisa menjaga kesenjangan menjadi keamanan," tukas Gus Muhaimin.
Halaqoh dihadiri ratusan ibu nyai antara lain ibu Nyai Zayyidah Muhaiminan dari Parakan, ibu Nyai Nur Hannah dari Watucongol, ibu Nyai Vina Yusuf Chudlory dari Magelang, ibu Nyai Khairiyah dari Magelang, ibu Nyai Ruqayah dari Tegalrejo, dan ibu Nyai Munawwaroh dari Magelang, ibu Nyai Azimatun Nikmah dan ibu Nyai Masruroh dari Tegal, dan ibu Nyai Umi Maisaroh dari Semarang.
Dalam kesempatan itu Gus Muhaimin hadir didampingi anggota DPR RI Fraksi PKB Siti Mukarromah dan Lukman Hakim, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sukirman Kirana serta sejumlah anggota DPRD Jawa Tengah dari Fraksi PKB.